Tak ada masa pengenalan secara khusus saat membuat akun Kompasiana. Seperti ospek, saat jadi murid baru atau mahasiswa baru. Â Waktu itu internet belum sepopuler saat ini. Kalau boleh menggambarkan, sedang meraba-raba akan seperti apa bentuk dan wujud dunia digital.Â
Internet masih dipahami secara terbatas. Sebatas tulis menulis lewat blog, kebetulan Kompasiana kata kunci yang muncul dipikiran karena berharap mendapat suatu tulisan dengan gaya berbeda.Â
Masa mengenal dan memahami internet tidak mudah. Perangkat handphone belum modern saat ini. Jaringan internet juga tidak semudah sekarang. Belum lagi mesti membawa laptop kemana-mana hanya untuk mencari jaringan WiFi gratis.Â
Akun Kompasiana yang dibuat saat itu seperti ruangan kosong yang berisi sedikit barang sehingga terkesan luas. Sebab tulisan yang sudah publish bisa dihitung dengan jari.Â
Sengaja atau tidak  sempat membaca tulisan Kjog. Rasa penasaran muncul sebab ada tiga huruf "Jog" di belakang huruf "K". Pasti terkait dengan Jogja dan ini sesuatu yang saya cari waktu itu.
Setelah searching ternyata berkaitan dengan Kompasiana. Ternyata penulis di Kompasiana Yogya ada komunitas, mereka yang gemar menulis.Â
Tak lama saya buka akun Kompasiana yang lama tidak terurus. Sesekali saya baca tulisan-tulisan lama. Ada yang buat senyum, juga malu. Sebab ada saja tulisan yang sebenarnya tidak layak ditampilkan.Â
Aksi tulis menulis akhirnya berjalan kembali walau belum rutin. Hingga suatu saat ada lomba yang diselenggarakan Kompasiana kerjasama dengan sebuah bank.
Sebagai new comer dalam mengikuti lomba blog waktu itu. Merasa tertantang untuk mengikuti, apalagi penasaran dengan tulisan yang kerap jadi headline. Adakah ukuran baru kriteria tulisan headline yang selama ini saya pahami dari media konvensional.