Pengusaha kawakan dan berpengalaman pasti mengetahui. Bagaimana memperlakukan brand perusahaan itu seperti anaknya sendiri. Berusaha menjaga citra baik brand. Apalagi jika akan melakukan rebranding perlu pertimbangan yang matang. Sebab tidak jarang sebuah brand yang bertahun-tahun melekat erat dalam ingatan masyarakat. Sulit diterima kembali walau produknya tidak berubah.
Menyebut kata kopi atau syrup , pikiran seseorang yang mendengar langsung mengarah ke merek syrup atau kopi tertentu. Demikian pula saat orang sepeda motor atau celana jeans, dalam pikirannya langsung muncul gambaran brand yang cukup terkenal.
Itu untuk brand atau merek yang sudah memiliki nama. Oleh karena itu mereka tetap berusaha menjaga potitioning di tengah masyarakat lewat berbagai iklan dan promosi atau kegiatan-kegiatan  sosial. Supaya semakin tertanam dalam, tidak hanya dipikiran konsumen tetapi juga di hati masyarakat.
Menjaga citra brand itu bukan semata-mata fokus pada logo perusahaan. Tetapi juga, sikap atau attitude orang yang bekerja di balik brand tersebut. Dari pucuk pimpinan sampai pekerja paling bawah dalam struktur organisasi perusahaan. Dimanapun dan apapun yang dikerjakan oleh salah satu pekerja, staf atau jajaran direksi menjadi cerminan dari perusahaan itu sendiri, di mata masyarakat.
Mereka yang pernah bekerja di bagian advertising, sangat memahami rewelnya klien. Apalagi klien baru dengan usaha baru.
Ego pikiran dan keinginan biasanya harus dituruti walau ahli periklanan dari iklan indoor, outdoor, visual, audio visual, audio sudah memaparkan kelebihan serta kekurangan disertai solusinya. Jika keinginan atau kehendaknya dipenuhi atau dituruti.
Pengusaha berpengalaman biasanya mempercayakan apa yang menjadi maksud dan keinginan kepada mereka yang sudah berpengalaman. Cukup menyampaikan maksudnya, berdiskusi, beberapa hari kemudian pihak agen periklanan sudah menawarkan berbagai skets atau rancangan model atau bentuk iklan. Klien tinggal pilih. Selesai.
Bagaimana dengan blogger, vlogger dan pegiat medsos yang tiba-tiba bagai kejatuhan bintang. Karena tren perubahan model informasi. Bak "orang penting" yang kerap diundang kesana kemari oleh klien, teman atau kenalan untuk diminta tolong mempromosikan atau mereview produk. Produk dari sebuah usaha atau brand baru yang juga belum begitu terkenal di masyarkat.