Yogyakarta, 31 Desember 2020
Dear Dua Satu
Boleh ya, aku panggil dirimu Dua Satu. Terlalu panjang, kalau nyebut Dua Ribu Duapuluh Satu. Ribet. Gak marah Khan ?
Dua Satu, kenalin aku Ko In. Itu juga nama yang sengaja tak pendekin biar gak terlalu panjang dan lama nulisnya. Ditambah angka 1903. Itu bukan tahun kelahiranku. Iseng aja, sebab saat buat akun email nama @koin dah buanyaak.
Selain itu juga biar gak banyak yang kenal. Sok artis ya…. padahal bukan. Tapi jujur dulu memang pingin terkenal. Dan sempat nama asliku kalau diketik di Google muncul sampai dua halaman lebih tentang nama aku.Â
Sekarang jika ketik nama asliku ternyata yang muncul di halaman pertama dan paling atas. Bukan tentang aku tetapi  orang lain yang namanya persis namaku. Yes..... Senang aku.Â
Dua Satu, jadi orang dikenal, itu ternyata gak enak. Gak bebas. Orang memperlakukan kita, kadang sudah tidak apa adanya. Sudah pakai topeng kata orang. Lebih gak enak lagi jika kita lupa nama dan wajah  mereka. Dikirain kita sombong, padahal benar-benar lupa ketemu dimana dan acara apa.Â
Nah, Dua Satu lebih enak jadi sosok baru yang tidak banyak orang mengenali aktivitas kita dulu. Itu salah satu alasan mengapa aku pakai nama Ko In 1903. Masa lalu biarlah seperti Dua Ribu Dua Puluh yang akan kami tinggalkan beberapa jam lagi.
Untuk itu jangan lupa memperkenalkan dirimu, Dua Satu. Apa, bagaimana dan seperti apa dirimu. Aku sudah memperkenalkan diri. Giliranmu memperkenalkan diri. Segera balas suratku atau email ku ini.Â
Gak perlu beli amplop dan perangko. Baru seminggu kemudian balasan suratmu sampai ke tanganku. Esok, langsung dijawab ya, pertanyaanku. Lewat email. Gak lewat pos. Jadi ingat lagunya Vina Panduwinata.Â
Surat cintaku yang pertama/ membikin hatiku melompat/ seperti melodi yang indah/ ada kata cintanya/ padaku