Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Hati-hati dengan Bujuk Manis di Balik Kata "Mencoba"

10 Desember 2018   07:22 Diperbarui: 12 Desember 2018   05:45 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bantu mereka untuk stop narkoba (Foto:Ko In)

Isi pesannya sederhana. Pesan itu masih tinggal di telinga walau sudah lebih dari lima belas tahun lalu diucapkan. Dan penyampai pesannya pun, mungkin jasadnya sudah bercampur dengan tanah.

"Jangan pernah mencoba," pesannya pendek dengan tatapan mata sayu. Seolah tidak ada lagi semangat hidup yang terpancar dari matanya. Badannya nampak terus menyusut dari minggu ke minggu walau masih kelihatan segar. Setiap kali bertemu, nampak semakin kurus.

Setiap kali bicara, mulutnya selalu menyampaikan ucapan penyesalan. Seperti seseorang yang masuk ke lobang sangat dalam dan tidak dapat keluar walau berbagai usaha telah dia lakukan. Lobang itu telah menjerat sisa hidupnya.

"Gak mungkin aku menyendiri. Aku butuh teman. Namun setiap kali ketemu dengan mereka. Sengaja atau tidak sengaja. Susah untuk tidak minta dan memakai," keluhnya.

Stop Narkoba (Foto: Ko In)
Stop Narkoba (Foto: Ko In)
Untuk berteman dengan lingkungan atau orang baru, selalu dilihat dengan tatapan penuh kecurigaan bahkan tidak sedikit yang sengaja menjauhinya. Deritanya seolah tidak pernah usai keluar dari bibir penyalahgunaan narkoba yang ingin lepas dari jeratan narkoba, yang membelenggu masa muda hingga akhir hidupnya.

Wajah beda artis penyalahguna narkoba(Foto: BNN Sleman)
Wajah beda artis penyalahguna narkoba(Foto: BNN Sleman)
Manisnya Bujukan

Saya bertemu seminggu sekali dalam upaya pendampingan dengan para pengguna narkoba yang ingin lepas dari perangkap serta ikatan narkoba, yang tidak tampak tapi nyata merusak kehidupannya.

Awalnya, dia kenal narkoba sebagaimana kebanyakan remaja lain. Sifat ingin tahu yang besar. Namun karena kesalahan pergaulan, kesalahan pemahaman dan minimnya pengetahuan tentang bahaya narkoba. Dia terperangkap oleh manisnya bujukan kata "Mencoba". Dari teman atau yang muncul dari keinginan diri sendiri.

Berawal dari hanya mencoba ingin merasakan dan ingin tahu. Saat itulah, hidupnya tergadaikan oleh narkoba. "Mencoba yang lain boleh. Tapi jangan sekali-kali mencoba narkoba".

sumber foto : laakarilehti.fi
sumber foto : laakarilehti.fi
Mulanya, seperti saat ingin mencoba bagaimana rasanya merokok. Setelah itu muncul sensasi yang mengakibatkan ketagihan atau kecanduan dan terus berlanjut. Sementara untuk mengakhiri dan menghindari butuh usaha serta perjuangan yang tidak mudah.

Demikian halnya dengan penyalahguna narkoba. Butuh dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Bukan hanya keluarga tetapi juga lingkungan. Termasuk lingkungan studi, pekerjaan dan lingkungan sosial lainnya.

Sebab seseorang yang sudah ketagihan narkoba, dengan hanya mendengar kata yang menunjuk narkoba atau zat psikotropika lainnya. Dorongan untuk menggunakan, mengonsumsi menjadi sangat besar. Bahkan tak jarang, tidak terkendalikan. Berusaha sekuat tenaga memenuhi keinginannya dengan cara apapun. Walau segala macam cara dan bentuk penolakan sudah dicoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun