Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Istimewanya Es Krim Campina

27 Agustus 2018   12:51 Diperbarui: 31 Agustus 2018   22:06 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuatu yang istimewa itu tidak mudah terlupakan. Walau peristiwanya sudah berlangsung lama tapi seolah-olah masih seperti kemarin. Terpatri kuat dalam ingatan, yang membawa ke masa kanak-kanak saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Masa dimana hari-hari selalu dipenuhi dengan perasaan gembira.

Terbayang jelas sesampai di rumah, usai sekolah. Ganti baju, cuci tangan, cuci kaki. Makan siang sambil menunggu suara khas,  "thet...., thet, thet, thet....thet, thet, thet....thet,  thot, thot,..... Es krim Campina.....!!!." . Hati begitu gembira manakala suara terdengar dan melewati dekat rumah, sebelum waktunya tidur siang.

Suara itu terdengar menjauh. Kemudian suaranya konstan ada dari satu arah, disatu titik, tidak berpindah. Itu menandakan penjual es langganan berhenti di pojok sebuah rumah kosong, di komplek perumahan kami tinggal. Bunyi itu, bagi kami anak-anak penghuni komplek seperti nada panggil untuk kumpul.

(www.goodread.com)
(www.goodread.com)
Berkumpul, sambil menikmati  es krim Campina kesukaan. Kami bersenda gurau khas anak-anak. Supaya dapat menikmati  es krim kesukaan, terkadang saya harus "puasa" tidak jajan di sekolah.  Saya merasa tidak sia-sia menghemat uang saku, hanya untuk dapat menikmati satu buah es krim Campina rasa coklat dalam bentuk stick. Rasa es krim itu masih lekat dalam ingatan namun sulit menggambarkan dengan kata-kata. 

Setelah bungkus dibuka, kadang terlihat uap putih tipis, dan sayang jika harus segera mengulumnya. Tapi cuaca yang sangat panas tidak mampu menahan bentuk es krim Campina. Mau tidak mau es krim Campina coklat harus segera dikulum atau dijilat. Teman-teman sepermainan juga melakukan hal yang sama supaya tidak cepat leleh.

(www.pinterest.com)
(www.pinterest.com)
Suasana menjadi sepi walau di teras halaman rumah kosong. Semua asyik dengan es krimnya masing-masing. Walau jumlahnya tidak begitu banyak namun jika sedang bermain dapat membuat gaduh sekitar. Mas penjual es krim Campina,  nampak sibuk menghitung uang perolehan jualan es krim. 

Saya baru menyadari es krim habis manakala lidah merasakan kayu stick bukan lagi es krim. Jika sudah seperti itu, saya hanya bisa memandangi es krim milik teman yang belum habis, yang masih dijilati atau dikulum. Atau hanya bisa berdiam diri saat mas penjual es krim menawari es krim Campina lagi. Ditambah bujukan khas penjual, "Bayarnya besok, boleh..."

Masih tersimpan baik di ingatan tentang rasa es krim Campina coklat waktu itu. Pekat tapi tidak pahit, dingin segar dan manisnya tidak membuat rasa getir di lidah dan tidak membuat tambah haus. Yang pasti, rasanya enak.

Es krim Campina di minimarket (Foto: Ko In)
Es krim Campina di minimarket (Foto: Ko In)
Kini, setiap kali saya menikmati es krim Campina entah dalam bentuk cone, stick, cup atau ukuran famili. Khususnya rasa coklat, jilatan pertamanya selalu mengantarkan ingatan saya pada masa kanak-kanak dulu. 

Saat berteduh di teras rumah kosong dari teriknya matahari yang menyengat, bersama teman sepermainan. Sambil menikmati es krim Campina stick rasa coklat. Namanya apa, sudah lupa. Tapi rasa coklatnya tidak pernah terlupakan. Masih sama seperti yang saya rasakan tiap kali menikmati es krim Campina yang ada rasa coklat. 

Istimewanya Campina, rasanya tinggal lebih lama

Saaat ini banyak varian es krim Campina dengan rasa coklat. Ada Concerto dengan kemasan cone,  ada juga yang berbentuk stick dengan nama Hula-hula. Belum lagi dalam bentuk cup serta wadah ukuran famili seperti Neapolitan. Gabungan tiga rasa vanila, stroberi dan coklat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun