Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sate Ratu Jogja, Bumbu Rahasianya Cinta?

13 Agustus 2018   12:56 Diperbarui: 17 Agustus 2018   07:10 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta selalu menghadirkan sesuatu yang baik. Seperti keramahan dan perasaan hangat manakala berinteraksi dengan orang yang dirinya dipenuhi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Wajahnya selalu menebar senyum dan menggambarkan rasa percaya diri.

Sebagaimana Kjogs (penulis Kompasiana Jogja) yang mendapat undangan dari Fabian Budi Saputro pemilik sekaligus pengelola Sate Ratu yang terletak di Jogja Paradise Food Court. Kira-kira enam kilometer dari Titik Nol yang berpusat di ujung Selatan Malioboro.

Tidak secara bersamaan kami tiba di Sate Ratu Yogya, Sabtu sore itu. Kedatangan kami  satu persatu, di sambut  senyum ramah Budi, diantara kepulan asap yang berbau khas sate, dengan aroma daging bakarnya yang menggelitik perut dengan rasa laparnya.

Sate Ratu, terkenal sampai kemana-mana (Foto:Ko In)
Sate Ratu, terkenal sampai kemana-mana (Foto:Ko In)
Berkali-kali kami diminta masuk ke warungnya, namun sayang untuk menyia-nyiakan melihat asap menari-nari di depan warung Satu Ratu, yang berada di dalam komplek Jogja Paradise Food Court. Sayang membiarkan  aroma khas saat daging ayam dibakar di bawa terbang angin yang cukup sedang bertiup sore di bulan Agustus.

Siapa sangka usaha kuliner sate ini merupakan transformasi dari warung angkringan Ratu. Dan siapa sangka warung yang nampak sederhana, dengan atap terbuat dari anyaman bambu. Orang Jawa menyebutnya "pyan", dikenal banyak wisatawan mancanegara.

Pengunjungnya silih berganti, tidak kalah ramai jika dibandingkan dengan kios di sekelilingnya yang bergaya kekinian. Dengan ciri warna menyolok, banyak lampu dan kaca di dindingnya agar nampak dari luar atau dapat dilihat dari luar. Tidak demikian halnya dengan Sate Ratu.

Warung Sate Ratu (Foto;Ko In)
Warung Sate Ratu (Foto;Ko In)
Sekali lagi, siapa sangka warung sederhana Sate Ratu dengan menu unggulan Sate Ayam Merah dan Sate Lilit atau Lilit Basah menjadi  favorit tamu-tamu yang kebanyakan adalah turis mancanegara. Semua itu tidak lain karena keramahan, yang tergambar dari senyum ramah Budi yang ditemani istrinya, Maria Watampone yang cekatan menyiapkan pesanan.

Lebih dari limapuluh bangsa atau negara asal turis manca negara yang sudah mampir dan merasakan menu utama Sate Merah. Sate ayam yang tidak seperti sate pada umumnya dengan bumbu kacang atau bumbu kecap. Bumbunya apa....?

Aih....nampaknya Budi tidak blak-blakan menyebutkan, namun yang jelas ada cabe yang membuat sate ini nampak kemerahan. Apalagi direndam dalam bumbu tersebut kurang lebih tiga jam, tidak heran jika rasanya merasuk dalam daging ayam. 

Sate Ayam Merah (Foto: Ko In)
Sate Ayam Merah (Foto: Ko In)
Maria Watampone (Foto: Ko In)
Maria Watampone (Foto: Ko In)
Sampai-sampai sejumlah turis manca, tercatat sudah lebih dari dua ribu tiga ratus, yang menyempatkan diri mampir ketemu Budi. Ehm, maksudnya mencicipi Sate Merah buatan Budi. 

Sementara sate lilitnya, yang tanpa tusuk karena dipersiapkan dalam bentuk blox atau kotak untuk mengantisipasi jika Sate Merah habis. Budi tidak menginginkan tamunya kecewa maka sate lilit atau Lilit Basah sebagai alternatif pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun