Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Generasi Millenial, antara Rebranding Koperasi dan Filosofi Metamorfosis

22 Juni 2018   14:48 Diperbarui: 7 Juli 2018   16:56 2100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto:Ko In)
(Foto:Ko In)
Koperasi menurut, Mohammad Hatta, menentang segala paham yang berbau individualis dan kapitalis. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu atau golongan sendiri. Selain itu koperasi mendidik sikap untuk menolong diri sendiri.

Hatta peletak dasar ekonomi kerakyatan Indonesia menyebutkan bahwa koperasi itu anasir pendidikan ekonomi dan moral yang kuat karena berdasar pada solidaritas atau setia kawan dan keinsyafan akan harga diri.

(Foto:Ko In)
(Foto:Ko In)
Mereka yang pernah menjadi korban panasnya politik di tanah air membuktikan bahwa lewat koperasi, solidaritas dan harga diri terhadap martabat bangsa dapat mereka jaga. Walau mereka berada bermil-mil jauhnya dari tanah air.

Bertolak dari kesadaran agar mampu bertahan hidup di Paris, Prancis sebagian anak-anak negeri yang teralienasi secara politis, mendirikan SCOP Fraternite Restaurant Indonesia. SCOP singkatan dari Societe Cooperative d'Ouvries Pour la Production atau Badan Koperasi Kaum Buruh Untuk Usaha Produktif.

Mengapa koperasi menjadi pilihan? Menurut JJ. Kusni salah  satu pendiri Restauran Indonesia, hal itu bertolak  dari ide kebersamaan menolak individualisme dan koperasi  merupakan alat yang mampu menggugah solidaritas kemanusiaan dan keadilan.

(Foto:www.catatanbaskoro.wordpress.com)
(Foto:www.catatanbaskoro.wordpress.com)
Dalam bukunya  "Membela Martabat Diri dan Indonesia, Koperasi Restoran  Indonesia di Paris", JJ. Kusni menjelaskan bentuk koperasi menunjukkan semangat dan usaha bersama secara kolektif untuk bersama-sama mengatasi persoalan mereka demi kehidupan manusiawi bersama.

Membandingkan bentuk usaha koperasi dengan bentuk ekonomi yang saat ini dominan, yang kapitalistik seperti menentang arus. Namun dalam kenyataan, sistem kooperatif dengan menerapkan hukum-hukum umum ekonomi tetap bisa bertahan dan berkembang dalam berbagai bidang usaha sebagai sistem paralel dengan sistem kapitalis. (JJ. Kusni, Membela Martabat Diri dan Indonesia)

 

Koperasi Restoran Indonesia yang lebih dikenal dengan sebutan Restauran Indonesia, hadir di era millenial, kelahirannya dibidani oleh para intelektual yang usianya tidak lagi muda karena  alasan utama mencoba untuk bertahan hidup di negeri perantauan Prancis. Kini koperasi itu tetap eksis walau usianya sudah mencapai kepala tiga, 35 tahun.

Keberadaanya mestinya mampu membuka mata bagi siapa saja bahwa sistem usaha berbentuk koperasi tidak dapat dipandang remeh.

Berbeda dengan kenyataan di negeri sendiri bagaimana tidak mudah melepas bayang-bayang sebagian koperasi di Indonesia yang nampak kusam, kotor dan tidak menarik. Kegiatan usahanya seolah-olah sebatas simpan pinjam, menjual alat tulis kantor (ATK) dan foto copy. Belum lagi imej yang kurang dinamis, hanya untuk  generasi old, kurang ramah, terkesan ketinggalan jaman dan tidak visionable bagi generasi millenial.

(Foto:www.dayanaikap.blogspot.com
(Foto:www.dayanaikap.blogspot.com
(Foto:www.ksukencanamakmurcabangbrondong.blogspot.com)
(Foto:www.ksukencanamakmurcabangbrondong.blogspot.com)
Generasi millenial, koperasi dan rebranding

Generasi millenial lahir antara tahun 1980 sampai 2000an. Usianya berkisar antara 18 sampai 38 tahun. Lahir dalam masa dimana teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang cukup pesat. Mereka lahir hampir bersamaan dengan lahirnya televisi berwarna, handphone dan internet. Maka tidak heran jika generasi ini lebih trampil dalam memanfaatkan teknologi komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun