Operasi pasar bukan obat mujarab untuk mestabilkan harga dan bukan jurus  pamungkas mengalahkan aksi para spekulan. Gejolak harga yang kerap terjadi menjelang hari besar keagamaan, bukan semata-mata karena tingginya permintaan.
Melambungnya harga-harga kebutuhan pokok sebagian diantaranya karena pelaku pasar yang pandai memanfaatkan situasi. Menciptakan kondisi tertentu agar harga kebutuhan pokok di pasar naik . Namun demikian jangan selalu menyalahkan tengkulak, sebagai kambing hitam naiknya harga-harga menjelang hari besar keagamaan.
Tidak sedikit pedagang, ikut andil menciptakan kondisi agar harga naik. Untuk memperoleh keuntungan yang besar.  Sehingga terjadi  fluktuasi harga bahkan harga terus naik secara liar. Keseimbangan pun tidak lagi terjaga.
Manakala pasokan barang  minim, saat kebutuhan atau permintaan meningkat. Maka berlakulah hukum ekonomi. Ini terjadi karena beberapa sebab, diantaranya distribusi yang kurang lancar dan gagalnya panen akibat faktor cuaca. Atau faktor  kesengajaan dengan melakukan penimbunan barang.
Saat pasokan minim, tengkulak serta pedagang menjadi aktor dalam memainkan harga. Tujuannya tidak lain keuntungan. Dengan memiliki stok barang berlebih mereka mengendalikan harga di pasar. Barang ingin di lepas bertahap atau secara serentak, tergantung pada perhitungan keuntungan.
Memanfaatkan momentum
Menjaga stabilitas harga memang tidak mudah dan tidak cukup dengan aksi heroik yang dikemas dalam kegiatan operasi pasar . Pemerintah menyadari, operasi pasar bukan  satu-satunya obat  mujarab  dalam mestabilkan  harga dan  bukan  jurus  akhir  untuk mengalahkan  aksi para spekluan ,  seperti  tengkulak dan pedagang  yang ingin menguruk keuntungan  besar.
Pedagang dan tengkulak adalah orang-orang cerdas. Pandai memanfaatkan momentum dan memiliki perhitungan cermat. Pengetahuan, pengalaman dipakai untuk memprediksi  perilaku serta trend pembeli. Khususnya menjelang hari perayaan keagamaan.
Disamping itu tengkulak pandai memainkan informasi dengan kabar tidak jelas sumber dan kebenarannya. Mengatakan barang susah didapat karena  petani gagal panen atau pabrik tidak produksi dan berbagai alasan yang dibuat-buat.