Membuka buku tentang Papua seperti membuka halaman demi halaman yang tidak ada habisnya. Setiap halaman selalu mengandung cerita yang menarik, sulit menghentikan rasa keinginan tahu yang begitu besar. Seperti tradisi Bakar Batu, mumi, burung Cendrawasih, tari Sajojo atau tradisi Potong Jari.
Itu baru sebagian kecil halaman tentang Papua, masih ada ratusan halaman tentang Papua yang menunggu untuk dibaca. Menikmati halaman demi halaman, tumbuh decak kagum dan terasa tidak akan pernah habis membaca tentang apa dan bagaimana Papua.
Sebagian orang menyebut Papua sebagai daerah paling timur dari keseluruhan wilayah negeri ini. Sebutan itu mengesankan Papua terasa amat jauh. Padahal dengan teknologi yang ada saat ini kini terasa dekat hanya dengan menyentuh atau mengetikkan kata Papua, segala macam gambar dan informasi tampil di layar smart phone atau gadget.
Narasi tentang Papua bagi sebagian orang mungkin sekedar imaji. Gambar-gambar tentang Papua bagi sebagian orang mungkin seperti mimpi. Namun yang pasti kemolekan bumi Papu itu nyata, menggoda untuk menjejakkan kaki disana, menghirup kesegaran udaranya dengan aroma yang khas.
Papua daerah yang begitu luas terbagi dalam dua propinsi dengan dua puluh delapan kabupaten dan satu kota. Banyak yang telah berupaya memajukan Papua. Dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat, institusi milik permerintah atau swasta, organisasi profit atau non profit termasuk media massa dalam upaya menjadikan Papua semakin baik ke depannya. Diantaranya dengan mengangkat cerita indah sebagai daerah tujuan wisata.
Pemerintah daerah di Papua pada tingkat kabupaten atau kota memiliki rencana kerja pemerintah daerah atau RKPD guna menjadikan Papua semakin baik ke depannya. Demikian pula dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah atau RPJMD tiap-tiap kabupaten di Papua memilikinya dan mudah diunduh dan dipelajari lewat internet. Demikian halnya kerangka acuan kerja pengembangan obyek pembangunan seperti pariwisata, tata kota , hutan nasional dan perlindungan budaya telah terpetakan secara rapi oleh berbagai macam instansi serta instutisi yang peduli akan pembangunan Papua.
Belum lagi keterlibatan perguruan tinggi di Papua atau perguruan tinggi dari daerah lain yang memiliki kepedulian ikut “menjaga” dan mengusulkan pembangunan Papua yang ramah lingkungan alam dan menghargai budaya lokal. Lewat berbagai kajian atau penelitian tentang ekowisata dan pariwisata berkelanjutan. Atau melakukan kajian serta penilaian pariwisata, perencanaan, analisa pasar atau analisa bisnis wisata.
Peran serta penduduk lokal atau penduduk asli sangat berarti dalam usaha mempelajari studi dampak dari kegiatan pariwisata yang tengah dikembangkan. Karena setiap daerah memiliki keunikan dengan budaya serta aktivitas sosialnya. Penduduk Papua yang tinggal di pegunungan dan yang tinggal sekitar pantai memiliki perbedaan budaya yang cukup signifikan dan itu merupakan keunikan sekaligus kekayaan bagi Papua.
Upaya untuk mengangkat keunikan Papua dan membuka masa depan pariwisata tidak cukup berhenti pada tataran wacana, opini atau gagasan saja. Papua membutuhkan eksekusi dari setiap rencana kerja yang telah disusun dan mendapat kajian yang matang.
Papua membutuhkan tindakan dari semua eksponen masyarakat yang ada. Papua membutuhkan aksi bukan lagi rencana manis yang berujung pada mimpi, yang tidak memiliki tepi.