Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dosa-dosa Keuangan yang Menghambat Kebahagiaan Finansial

27 Agustus 2024   10:43 Diperbarui: 27 Agustus 2024   10:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak ada yang bisa merusak hidup kita dengan lebih cepat daripada membuat keputusan keuangan yang ceroboh." - Suze Orman

Pernahkan kamu ada di satu posisi dimana uang terasa tinggal sedikit, namun tidak tahu kemana dihabiskannya? Seperti yang diungkapkan oleh Morgan Housel dalam buku Psychology of Money, keuangan bukanlah sekedar soal angka di rekening bank, tetapi juga tentang psikologi yang membentuk setiap keputusan.

Pada kesempatan kali ini, kita akan menelusuri ke dalam dunia keuangan yang penuh misteri dan ungkap dosa-dosa keuangan yang dapat mengganggu langkah-langkah kita. Dari belanja impulsif hingga terjerat hutang, banyak jebakan yang bisa mengecoh kita di dunia ini. Namun, dengan kebijaksanaan dan pemahaman yang memadai, kita bisa menghindari jebakan-jebakan tersebut dan meraih kemenangan finansial yang sejati. Bersama-sama, mari kita belajar dari buku Psychology of Money untuk memahami lebih dalam bagaimana psikologi mempengaruhi perilaku keuangan kita.

Sekilas Mengenai Buku Psychology of Money

Psychology of Money adalah panduan yang mendalam tentang bagaimana psikologi mempengaruhi perilaku keuangan kita. Dalam buku ini, penulis, Morgan Housel, membahas beragam konsep, mulai dari impulsive spending hingga ketakutan akan kehilangan, dan bagaimana hal-hal ini mempengaruhi keputusan finansial kita.

Dengan bahasa yang jelas dan contoh yang kuat, Housel membantu pembaca memahami aspek psikologis dari uang dan bagaimana kita dapat mengelolanya dengan bijaksana. Kesimpulannya, buku ini adalah bacaan yang sangat berguna bagi siapa pun yang ingin lebih memahami hubungan antara pikiran dan uang dalam kehidupan sehari-hari.

5 Dosa Keuangan Menurut Buku Psychology of Money

Psychology of Money mengupas sisi psikologis dalam mengelola keuangan sehari-hari. Morgan Housel, penulisnya, mengungkap lima dosa keuangan yang umum terjadi, dari belanja impulsif hingga ketakutan akan kehilangan. Menyoroti pentingnya memahami dosa-dosa finansial, survei terbaru mengungkap bahwa lebih dari 60% orang dewasa tidak memiliki tabungan darurat yang cukup. Ini menegaskan perlunya mengatasi tantangan finansial untuk membangun masa depan yang lebih stabil.

Dosa I : Impulsive Spending

Fenomena impulsive spending kini menjadi sorotan utama dalam kehidupan sehari-hari. Impulsive spending, atau kebiasaan mengeluarkan uang secara spontan tanpa mempertimbangkan secara matang, semakin meluas di era digital ini. Dibalik layar sentuhan jari, akses mudah ke platform belanja online dan terus menerusnya serbuan promosi di media sosial menjadi pemicu utama fenomena ini. Dalam suasana seperti itu, tak sedikit yang terjerat dalam jeratan belanja impulsif, terpancing oleh penawaran menarik atau diskon terbatas. Hasilnya? Pembelian tak terduga yang tak jarang menambah beban finansial.

Bagaimana cara menghadapinya? Kita perlu membangun kebijakan anggaran yang kuat dan patuh dengannya. Membuat daftar belanja sebelum berbelanja dan memberikan waktu pendinginan sejenak sebelum memutuskan pembelian dapat membantu menekan gejala impulsif. Tidak kalah pentingnya, kita perlu melatih diri untuk mengelola pengeluaran dengan bijaksana dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan sesaat. Dengan begitu, kita dapat mengendalikan kebiasaan belanja impulsif yang merugikan, menuju perjalanan keuangan yang lebih terarah dan stabil.

Dosa II: Emotional Investing

Emotional investment, atau investasi berdasarkan emosi, menjadi sorotan di tengah maraknya aktivitas perdagangan online dan pengaruh influencer di media sosial. Ini terjadi ketika individu membuat keputusan investasi yang didorong oleh emosi seperti ketakutan atau keserakahan, daripada analisis yang rasional. Fenomena ini memicu pembelian atau penjualan aset secara impulsif, yang seringkali merugikan.

Di dunia modern yang terkoneksi secara digital, banyak investor terjebak dalam permainan emosional saat melihat fluktuasi pasar atau tren investasi yang sedang populer. Mereka cenderung panik menjual saat pasar turun, takut kehilangan uang, atau tergoda untuk membeli saham yang sedang tren tanpa melakukan riset yang cukup. Akibatnya, keputusan investasi menjadi tidak terencana dan berisiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun