Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal -- Content Writer Intern Growth Center
Menurut studi Julie Tseng & Jordan Poppenk, rata-rata manusia memproduksi 6.000 pikiran dalam satu hari. Itulah kenapa pikiran yang kurang penting seperti, "Siapa nenek yang melahirkan nenek saya, mungkinkah itu Shakespeare?" "Konsep reinkarnasi itu adalah reuse and recycle versi manusia" dan lainnya suka terdengar memenuhi kepala kita.
Namun, setiap orang memiliki tendensi untuk mengabaikan suara-suara dalam kepala mereka karena prioritas lain. Seperti pekerjaan, tugas sekolah, lingkungan yang terlalu terburu-buru, dan sebagainya.
Padahal, dalam proses berpikir, banyak ide-ide kreatif yang bermunculan, ingatan lama yang pernah kita pelajari, pengalaman di masa lampau, dan ekspektasi masa depan. Pernahkah kamu merasa begitu stuck dengan pekerjaan dan mengalami creative block? Apakah kamu juga merasa banyak pikiran tetapi hanya berakhir terpendam? Pikiran ini sebetulnya tidak baik jika hilang begitu saja.
Tentu, kita tidak bisa mengubah kenyataan natural bahwa otak akan terus berpikir secara konstan. Untuk menata pikiran-pikiran ini ke tempat yang tepat, morning pages adalah metode yang patut untuk dicoba.
Menata Pikiran dengan Morning Pages
Istilah morning pages mulai terkenal dari seorang penulis buku The Artists Way, Julia Cameron. Ia menuliskan bahwa morning pages dapat menjadi salah satu metode untuk melahirkan sisi-sisi seni dan kreatif kita.
Seperti namanya, morning pages adalah istilah yang menggambarkan kegiatan ketika seseorang menuangkan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Lembaran pagi hari juga berkaitan dengan hidup mindful karena saat proses menulis, secara sadar kita merasakan dan memvalidasi pikiran maupun perasaan yang terlibat di dalamnya.
Berbeda dengan buku diary yang berisi kejadian harian dengan metode bercerita, morning pages lebih abstrak daripada itu. Ia berisi segala hal yang menghampiri kepala dan benak kita yang kadang-kadang berisi "Bagaimana kalau...." "Hari ini aku akan...." "Dia orang jahat" atau apapun.
Ini juga tidak memerlukan alur yang runtut, saat kepalamu mulai berpikir sesuatu, langsung tuliskan ke dalam lembar kertas itu. Dengan begitu, kita akan melihat seberapa abstrak dan kreatif pemikiran kita.
Dengan rutin melakukannya, kamu akan mempunyai ruang untuk merefleksi diri dan menata pikiran-pikiran yang kamu miliki, dari yang intrusif, impulsif, dan lainnya ke tempat yang lebih tepat sehingga tidak mengganggu kegiatan produktif.