Mohon tunggu...
Anton Kuswoyo
Anton Kuswoyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Anton Kuswoyo.Pria kelahiran 17 Juli 1988 ini adalah seorang pembelajar kehidupan yang ingin terus belajar dan belajar. Ilmu yang dia pelajari bukan semata-mata untuk dirinya sendiri, namun juga untuk orang-orang di sekitarnya, masyarakat, bangsa dan negara, sebagai wujud untuk turut berbagi dengan sesama. Anton sangat berminat dalam bidang penelitian ilmiah, pengembangan sumber daya manusia, sustainable environment, technopreneurship, hypnotherapy dan bidang-bidang sosial kemasyarakatan.\r\nSilakan hubungi koeswoyo88@yahoo.com untuk korespondensi. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Darah Muda Mahasiswa

6 Oktober 2011   00:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manajemen Darah Muda Mahasiswa

Oleh: Anton Kuswoyo

Mahasiswa Program Magister Teknik Lingkungan ITS

Pemuda dan mahasiswa pada khususnya, menempati fase yang paling menentukan dalam hidup. Akan jadi apa diri seseorang di masa yang akan datang, ditentuan pada fase menjadi mahasiswa ini. Bahwa watak dan karakter seseorang memang dibentuk ketika menjadi mahasiswa. Beragam aktivitas, kuliah, organisasi, kegiatan akademik, penelitian pengabdian masyarakat hingga liku-liku kehidupan mahasiswa semua itu turut membentuk karakter dan jati diri.

Mahasiswa biasanya masih memiliki idealisme yang tinggi, kritis dalam berpikir dan penuh perhitungan dalam bertindak. Hal ini sesuai dengan tingkat ilmu yang dimiliki, serta bidang ilmu yang dipelajari. Mahasiswa eksak misalnya, mereka cenderung berpikir sistematis dan ilmiah. Segala sesuatu selalu dihubungkan secara runut dan terstruktur. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari pun terbiasa untuk hidup teratur dan terarah. Tutur katanya pun biasanya tersusun dengan baik dan santun. Rasa setia kawan di junjung tinggi oleh mahasiswa, merasa senasib sepenanggungan.

Namun di sisi lain, mahasiswa juga memiliki ego yang cukup tinggi serta tingkat emosi yang mudah meluap-luap. Menyukai tantangan dan mudah terpancing emosinya. Kadang malah bertindak serampangan, brutal tanpa memikirkan akibatnya. Merasa diri paling pintar, paling hebat dan paling benar sendiri.

Dua kelompok sifat yang saling berlawanan tersebut tentu juga ada pada setiap diri manusia. Karena memang Allah SWT menciptakan makhluk dengan segala sifatnya yang berpasang-pasangan, ada siang ada malam, ada hitam ada putih, ada terang ada gelap, ada baik ada pula buruk dan sebagainya. Setiap orang memiliki sifat berani dan sifat takut. Tinggal mana yang tumbuh lebih subur, sifat berani atau sifat takut. Kalau sifat berani yang tubuh lebih subur, maka dia akan menjadi orang pemberani. Tapi kalau sifat takut yang tumbuh lebih subur, maka dia akan menjadi orang penakut. Demikian juga dengan sifat-sifat yang lain.

Sehingga jika sekarang masih ada pejabat yang korupsi, itu merupakan indikator bahwa waktu jadi mahasiswa dulu tidak menjunjung tinggi kejujuran, sering mencontek waktu ujian. Atau jika ada pemimpin yang mementingkan kepentingan pribadi, wakil rakyat yang tidak mengurusi rakyat, bisa jadi waaktu masih menjadi mahasiswa dulu juga memiliki sifat yang seperti itu.

Nah, di sinilah perlunya memanajemen sifat-sifat tadi. Mengingat yang mudah tumbuh subur itu adalah sifat-sifat negatif. Pemuda dikenal juga dengan istilah ”darah muda”, darah yang masih panas, mudah bergolak, gampang membara dengan semangat yang meluap-luap, mencari jati diri. Sebenarnya sifat meluap-luap penuh semangat itu bagus, asal sesuai pada tempatnya dan berada pada kapasitasnya. Mahasiswa bukan tidak boleh demo, mengkritik pemerintah, mengkritik kebijakan kampus dan lain sebagainya. Sepanjang itu dilakukan sesuai prosedur dan menerapkan norma-norma yang berlaku. Akan lebih baik lagi jika persoalan dan permasalahan diselesaikan dengan kepala dingin, misalnya dengan mengadakan audiensi, diplomasi dan cara-cara lain yang lebih intelektual. Sehingga yang bekerja adalah pikirannya dulu baru tindakan, bukan tindakan dahulu yang tanpa pemikiran jernih, ini justru banyak merugikan banyak pihak, disamping merugikan diri sendiri tentunya.

Menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang tepat adalah suatu kemampuan dari manajemen diri. Hidup ini memang harus ada aturannya, sehingga orang yang taat pada aturan Insya Allah akan tetap di jalan yang benar, sedangkan yang tidak taat aturan, cenderung melalui jalan yang salah dan merugikan.

Menjadi mahasiswa adalah kesempatan untuk belajar memanajemen emosi dan diri agar dalam setiap langkah dan keputusan tetap pada kondisi yang tepat dan menguntungkan. Sebelum menjadi pemimpin, maka seseorang harus bisa memimpin dirinya sendiri. Sebelum menjadi panutan, maka seseorang harus menerapkan pada diri sendiri dulu. Mari kita sebagai mahasiswa memanajemen diri kita sendiri, untuk menyiapkan jiwa raga sebagai Sang Pemimpin masa depan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun