Mohon tunggu...
Koeswandi
Koeswandi Mohon Tunggu... Wirausaha -

Rakyat Jelata | Pelaut tangguh tidak terlahir dari laut yang tenang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100 PUISI] Puisi ke Seratus

20 Februari 2016   02:17 Diperbarui: 4 April 2017   16:42 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau rangkum malam
lalu kau masukan kedalam puisimu
Di dalam puisimu ada nyala lilin
membuat malam tak lagi pekat

Di dalam puisimu ada jendela
untuk malam berdiri di dekatnya
menikmati indahnya bulan dan bintang-bintang

Di dalam puisimu ada cermin
untuk malam masuk kedalamnya
melihat diri dan mencari tuhannya

Di dalam puisimu malam bertemu aku
Di dalam puisimu aku menjumpai tuhanku

“Malam di luar puisimu, aku melihat bulan palsu
dan bertemu bintang-bintang berdusta”

 

Jakarta, Februari 2016

Illustrasi: dumaizone.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun