Kau rangkum malam
lalu kau masukan kedalam puisimu
Di dalam puisimu ada nyala lilin
membuat malam tak lagi pekat
Di dalam puisimu ada jendela
untuk malam berdiri di dekatnya
menikmati indahnya bulan dan bintang-bintang
Di dalam puisimu ada cermin
untuk malam masuk kedalamnya
melihat diri dan mencari tuhannya
Di dalam puisimu malam bertemu aku
Di dalam puisimu aku menjumpai tuhanku
“Malam di luar puisimu, aku melihat bulan palsu
dan bertemu bintang-bintang berdusta”
Jakarta, Februari 2016
Illustrasi: dumaizone.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H