Mohon tunggu...
Koes Hargianto
Koes Hargianto Mohon Tunggu... -

Cuma orang yang menulis kalau lagi ketinggian kafein.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revolusi mental. Siapkah kita?

10 Juli 2014   02:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:49 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini bukan tulisan dari seorang pendukung/timses kubu tertentu. Ini cuma tulisan karena tadi pagi, saya terlalu banyak minum kopi tubruk.

Mari berasumsi bahwa Jokowi menang (menurut banyak Quick Count dan lembaga survey juga begitu, kecuali 1-2 lembaga yang bilang sebaliknya). Lalu beliau akan merombak SDM Indonesia dengan program yang disebut "REVOLUSI MENTAL". I'm sure we've heard it. Kita tau apa yang akan diubah oleh bapak Jokowi dan kabinetnya. Kita tau garis besarnya, kita tau detil-detilnya, yang jika berhasil, akan cukup menjanjikan dan mambuat Indonesia bisa bersaing dengan negara maju. Mungkin akan membuat kita menjadi negara terbaik di kawasan Asia Tenggara (Karena faktor SDM dan SDAnya + perubahan mental, sosial, dan cara berpikir)

Pertanyaannya adalah siapkah kita dengan REVOLUSI MENTAL?

Mari kita mencerna dengan dua kata tersebut. Revolusi.

"Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan."

Yep, revolusi adalah perombakan besar-besaran secara cepat, dan tanpa jeda panjang. Tentu revolusi akan menghasilkan pro dan kontra, bahkan mungkin konflik dan kekerasan. Contoh; Revolusi Perancis di akhir abad 18 dan awal abad 19. Apa yang berubah dengan drastis? Tatanan struktur sosial untuk menyamakan kesetaraan hak antara rakyat dan pejabat, si kaya dan si miskin. Raja Louis XVI diturunkan dari tahta secara tidak terhormat, dan para aristokrat dipancung di hadapan publik. Contoh lagi, Revolusi Amerika di tahun 1776. Apa yang berubah dengan cepat? Kemerdekaan koloni Inggris bernama "America" untuk membentuk negara sendiri yang terlepas dari pengaruh Kerajaan Inggris. Perang? Oh tentu. Dan menjadi salah satu perang paling patrotik Amerika. Tidak mungkin para pejuang kemerdekaan dan Kerajaan Inggris duduk bersama, minum teh dan menikmati matahari senja, lalu semua tentara Inggris pulang ke Inggris ketika subuh.

Seperti itu kira-kira gambaran revolusi. Cepat, menjungkirbalikan tatanan lama yang sudah ada untuk menjadi tatanan baru, dan terkesan keras. Revolusi ibarat bulldozer yang bergerak di ladang tikus. Tikus yang cepat akan selamat dan beradaptasi dengan bulldozer, yang tidak cukup cepat akan remuk dan jadi pasta daging.

Lalu, mental. Menurut KBBI, mental adalah "sesuatu yang berhubungan dengan non fisik, seperti kejiwaan, pikiran, dan perilaku". Mental membentuk karakter seseorang, kumpulan karakter menentukan identitas suatu bangsa, dan karakter adalah hal yang sudah terpatri di dalam diri kita. Bisa diubah? Bisa. Mudah? Lebih mudah memahat batu daripada merubah mental seseorang, itu kata saya.

Inilah yang ingin diubah oleh Bapak Jokowi. "Perubahan besar-besaran karakter manusia Indonesia agar bisa bersaing di dunia internasional dan tidak selalu menggantungkan kekuatan negara pada SDA"

Apakah mudah? Tidak! Tentu di perjalanannya, akan selalu mendapat pertentangan, terutama dari orang-orang yang sudah nyaman di dalam kondisi sekarang, orang-orang yang terganggu dan bisa dijungkirbalikkan oleh perubahan, dan mungkin bahkan dari pendukung yang merasa bahwa revolusi mental ini terlalu keras.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merubah karakter suatu bangsa? Lama. Bisa belasan, atau puluhan tahun. Jepang pasca Perang Dunia 2 butuh waktu hampir 30 tahun untuk menjadi salah satu negara Asia termaju. Korea Selatan pasca Perang Korea butuh hampir 50 tahun untuk bisa berdiri jadi negara yang kita kenal sekarang. Indonesia? Tidak tahu. Mungkin butuh waktu 5, 10, 15, 20, 'til kingdom come? Tapi yang pasti, bila program ini terus dijalankan secara teratur dari tahun ke tahun, kita akan melihat manfaatnya di generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun