Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menghadapi era Globalisasi dan IPTEK sebagai penduduk terbesar ke empat dunia ternyata memiliki tantangan dan peluang tersendiri sisi kesetaraan gender tanpa memandang status sosial, Irwanti dan Dharminto (2018) mengemukakan perkembangan IOT dan disruptive technology mempunyai kekinian positif berpengaruh hubungan kekuasaan dan keseimbangan gender untuk pengambilan keputusan TIK (Hermawati, 2020).
Gender Inequality Index) sebesar 0,444 lebih kecil dari angka rata-rata GII dunia sebesar 0,465 Â atau lebih kecil 0,021 point, dengan posisi ke 7 dari 10 negara ASEAN. Angka indeks semakin rendah maka kesetaraan gender berhasil, di ikuti dengan keberhasilan pendidikan, kesehatan, reproduksi, fertilitas, kesempatan kerja, dan parlemen (BPS, 2023).
Data BPS tahun 2021 Â menunjukkan nilai GII (Zubieta (2016) bidang STEM (Science, Technology, Enginering, Matematics) dominasi laki-laki sisi norma budaya dan faktor kunci rendahnya partisipasi perempuan (Hermawati, 2023). Beda akses pembelajaran melalui internet, penduduk 5 tahun keatas aktifitas internet untuk memperoleh informasi dalam proses pembelajaran lebih besar perempuan sebesar 32,33 % dari laki-laki sebesar 25,96 % (Jakarta, 2021). Â
Angka survey pada akhirnya memuncul pertanyaan dasar, pertama dari sisi gender (laki-laki dan perempuan) apasajakah kecerdasan skill yang di miliki utamanya generasi milenial, kedua apasajakah kecerdasan skill yang mendominasi gender (laki-laki dan perempuan) generasi milenial.Â
Gender memiliki peran yang dinamis dan berubah sesuai waktunya sebagaimana di katakan oleh Hermawati dkk (2020) penyebabnya ialah bentukan konstruksi budaya, pembelajaran, sosialisasi dari kehidupannya. Kedudukan gender menjadi penting dalam kehidupan dan pengalaman seseorang yang di jalani. Akses seseorang terhadap pendidikan, dunia kerja, kesehatan, harapan hidup, keputusan bertindak otonom, seksualitas, jalinan hubungan dan pada akhirnya menjadi apa seseorang akan di tentukan oleh gender (Marzuki, 2017). Â Fenomena ketimpangan gender sebagaimana di katakan oleh Hermawati dkk (2020) di berbagai sektor pembangunan dan di akui di Indonesia oleh berbagai kalangan, di antaranya di sebabkan oleh budaya patriarki
Ardika dan Farid (2018) yang di maksud Generasi Milenial berusia 15 tahun sampai dengan 34 tahun (Hidayat et al., 2021). E-Majalah Hipwee (Tiara Aditia Sari, 02/02/2021) generasi milenial harus memiliki 9 kecerdasan skill penting, antara lain :
- 1. Team Work, kemampuan ini akan membantu berkerjasama visi, misi dan satukan pendapat untuk tujuan diri dan tim tercapai, termasuk ketika bergabung dengan lingkungan kerja, berhubungan dengan rekan kerja kebersamaan dalam bekerja.
- 2. Kecerdasan Emosi, kecerdasan emosi ini di perlukan untuk berpikir jernih dan dewasa pada situasi kerja dan luar masyarakat, agar emosi tidak dibiarkan menguasai saat situasi yang tidak tepat. Kecerdasan emosi menjaga perasaan orang lain sehingga bisa mengenali pribadi profesional dan dewasa.
- 3. Adaptasi, untuk memudahkan bertahan di kondisi kurang nyaman. kemampuan ini akan memberikan "power" melewati rintangan dengan baik, utamanya pada situasi dan lingkungan kerja.Â
- 4. Problem Solving, kemampuan memecahkan masalah di butuhkan agar mampu bertahan di lingkungan kerja yang semakin kompleks.
- 5. Penguasaan Teknologi, kemempuan dan kecerdasan penguasaan teknologi merupakan tuntutan era globalisasi dan karyawan era sekarang, juga berkaitan dengan media sosial untuk jejaring hubungan dengan orang.
- 6. Manajemen Waktu, ketrampilan penjadwalan kerja merupakan skill seseorang untuk mengetahui ke disiplinan, tanggung jawab, penyelesaian tugas dan ketepatan waktu.
- 7. Kreatif dan Inovatif, kemampuan kreatif dan inovatif dengan kebaharuan inovasi, perubahan kondisi dan situasi perusahaan, persaingan ketat, Â sangat di butuhkan.
- 8. Bahasa asing, kemampuan berbahasa asing, dengan kemudahan jalinan komunikasi akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan promosi.Â
- 9. Publik Speaking, kemampuan dan kecerdasan berbicara di depan umum akan memudahkan pribadi andal, mampu mewakili perusahaan, sebagai delegasi, mempromosikan produk atau jasa, acara formal dan informal
Indikator 9 kecerdasan skill dari Tiara Aditia Sari diatas sangat menarik untuk di jadikan indikator pengukuran kecerdasan skill perspektif gender generasi milenial. Penulis pada bulan Juli 2023 sampai dengan Agustus 2023 telah melakukan mini research olah data hasil survey terhadap 57 responden dengan perbandingan jumlah 54 % atau 31 orang perempuan dan 46 persen atau 26 orang laki-laki, yang tergolong generasi milenial usia 17 sampai 34 tahun yang di sebar melalui Google Form menunjukkan hasil perhitungan metode kuantitatif :
- Paling banyak atau sering kecerdasan skill rata-rata (average) yang di pilih generasi milenial perspektif gender  bahwa laki-laki memilih "KECERDASAN ADAPTASI" angka sebesar 4,346154  dan perempuan memilih "KECERDASAN MANAJEMEN WAKTU" angka sebesar 4,193548.
- Paling sedikit atau sering kecerdasan skill rata-rata (average) yang di pilih generasi milenial perpektif gender bahwa laki-laki memilih "KECERDASAN TEAM WORK" angka sebesar 4,038462 dan perempuan memilih "KECERDASAN ADAPTASI" dan "KECERDASAN TEAM WORK" "KECERDASAN angka masing-masing sebesar 3,395484.
- Pilihan ragam kecerdasan skill yang memiliki kecenderungan pilihan ragam yang sama dengan besaran angka yang hampir sama laki-laki dan perempuan memilih "KECERDASAN KREATIFITAS DAN INOVASI" dan "KECERDASAN BAHASA ASING
- Pilihan urutan kecerdasan skill dari yang sering di pilih sampai yang paling sedikit di pilih generasi milenial laki-laki adalah :Â
- Â 1. KECERDASAN ADAPTASI
- Â 2. KECERDASAN EMOSIÂ
- Â 3. Â KECERDASAN WAKTU
- Â 4. KECERDASAN PROBLEM SOLVING
- Pilihan urutan kecerdasan skill dari yang sering di pilih sampai yang paling sedikit di pilih generasi milenial perempuan adalah antara lain :
- 1. KECERDASAN MANAJEMEN WAKTUÂ
- 2. KECERDASAN KREATIF DAN INOVATIF
- 3. KECERDASAN PUBLIK SPEAKING
- 4. KECERDASAN BAHASA ASINGÂ
Kesimpulan hasil penulis melakukan mini research ini tidak bermaksud untuk membandingkan perspektif GENDER (laki-laki atau perempuan) tetapi lebih menunjukkan bahwa pada sisi "kaum Generasi Milenial" di era kekinian pilihan yang di anggap sering menunjukkan kecerdasan skill terhadap "PENGUASAAN TEKNOLOGI" bukan pilihan yang utama atau sering di pilih. Untuk memasuki "dunia kerja" kecerdasan skill PENGUASAAN TEKNOLOGI oleh Generasi Milenial bukan kecerdasan mutlak yang harus di miliki dan dominan.Â
DAFTAR PUSTAKA
- BPS, 2022, Indonesia Gender Inequality Index, (Y. K. Wisnu Winardi (ed)), BPS RI /BPS-Statistic Indonesia, https://www.bps.go.id/subject/40/gender.html#subject ViewTab3
- Hermawati W, 2020, Kesetaraan Gender dalam Pelaku Iptek mungkinkah ?, W. Hermawati (ed), pertama, Issue Desember, pp. 21-22, LIPI Press.
- Hidayat K, Yogantari, M.V, Studi, P., & Komunikasi, D. (2021),. Pengaruh E-Service Quality dan Purchase Behavior Terhadap Kepuasan Konsumen Di Mediasi Loyalitas Konsumen Pengguna Game Online Mobile Legend Masa Normal Baru Pandemi Covid-19, Jurnal Teknologi Informasi Dan Komputer, 7(4), 445-455.
- Jakarta, B.P.D, 2021, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Penduduk DKI Jakarta Tahun 2021 (B.P.D. Jakarta (ed); pertama), BPS Propinsi DKI Jakarta, https://jakarta.bps.go.id/publication/2022/07/28/b95829ef1e8c686826e5ef75/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-penduduk-provinsi-dki-jakarta-2021.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H