Salam hormat dan salam sayang dari gw buat Ibu-ibu guru di seluruh Indonesia dan Salam hangat teruntuk Bapak-bapak guru yang makin ari semakin makmur saja.
Pak mas bro dan Buk mbak sis sekalian ni ari gw ngecoba sedikit mengulas soalan UKG yang beberapa hari terakhr ini bikin sebagian besar kepala guru-guru di Republik ini cenat-cenut, gimana ga cenat-cenut coba lha wong megang yang namanya Komputer aja sebagian besar guru-guru kita banyak yang kaga ngeh mana lagi ini langsung pake sistem online, waduh bisa jantungan ni Bapak-bapak dan Ibu guru kita. Lagian tu KEMENDIKNAS kok aneh-aneh saja, bukan nya tu Bapak-bapak dan Ibu guru diberi pelatihan terlebih dahulu guna mengenal dan beradaptasi dengan Tekhnologi yang ada, ini kok ga ada hujan ga ada angin tahu-tahu ada Uji Kompetensi Guru berbasis Online, cilaka dua belas ini mah. Emang nya semua guru dah Melek Tekhnologi apa Pak Menteri? kalau diperkotaan seh gw yakin iya, lha gimana jadinya dengan yang dipedalaman dan pelosok nusantara, apa iya mereka siap? Jangan kan di pelosok dan pedalaman, lha wong mbak yu gw saja yang hidupnya di kota kabupaten saja sampe-sampe ga bisa tidur mikirin ni soalan..ck,ck,ck.
Lagian tu Uji Kompetensi Guru buat apaan? Karena khabar yang sempat beredar menyatakan Uji Kompetensi Guru berguna untuk berbagai tunjangan dan fasilitas yang diterima oleh Bapak-bapak dan Ibu guru, walupun dikemudian hari hal ini dibantah oleh dinas terkait karena tujuan UKG adalah untuk pemetaan guru.
Persoalan nya yang mau dipetakan itu apa? Memetakan kualitas tenaga pendidik nya atau mau memetakan daerah mana yang prosentase melek tekhnologi nya paling banyak? Kalau lah yang mau dipetakan Kualitas Tenaga pendidik (kualitas guru), gw pikir ini adalah hal yang sia-sia saja. Lho kok? Lha iya, kan tu guru sebelum resmi menjadi tenaga pengajar tentu saja mengikuti berbagai pelatihan,pendidikan dan test masuk PNS, jikalau mengikuti prosedur yang berlaku bisa di asumsikan Kualitas tenaga pengajar di Republik Indonesia akan memiliki kesetaraan karena Pelatihan, Pendidikan dan Test PNS bagi guru sudah berstandar Nasional ( ini dibuktikan dengan adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan Universitas Negeri dalam dalam hal pengadaan soal test, yang secara kualitas antara satu Universitas dengan Universitas lainnya tidaklah terlalu jauh perbedaan nya). Namun jikalau pemetaan yang diharapkan berupa pemetaan guna mengetahui penguasaan tekhnologi oleh para guru sebagai tenaga pendidik maka ini semua hanyalah program akal-akalan, Nah loe. Gimana gw mempertanggung jawabkan pernyataan gw diatas? Simpel aja brad, kalau lah mau mengetahui wilayah penguasaan tekhnologi oleh para guru dengan biaya yang minim gampang sajalah,tinggal diliat tu guru tamatan apa dan tahun berapa? Berapa lama dalam mengajar, Diwilayah mana tu guru tinggal atau berdomisili? Jikalau tu guru tamatan SMA/sederajat dan tamat tahun 1990 atau lebih dan masa pengabdian selama 20 tahun dan berdomisili di pelosok (daerah pedalaman) maka bisa diprediksikan Bapak atau Ibu guru dimaksud akan buta tekhnologi, nah seharusnya MENDIKNAS lebih memfokuskan pada pelatihan bukan nya mengadakan Test Uji Kompetensi seperti ini jikalau maksud dan tujuan nya tidak jelas. Namun bila bertujuan melakukan pemetaan seperti yang dimaksud kan diatas, maka ini hanyalah proyek akal-akalan yang membuat akal para ibu dan bapak guru mati akal.
Kualitas Ibu dan Bapak guru memang sebaik nya semakin hari semakin lebih baik, namun persoalan nya adakah KEMENDIKNAS mempunyai Blue Print yang jelas terhadap perbaikan kualitas tenaga pengajar tanpa mengadakan Test yang sebenarnya hanya membuat Bapak dan Ibu guru menjadi tertekan.
[caption id="attachment_197190" align="alignnone" width="551" caption="blog indonesia"][/caption]
SALAM SAYANG BUAT IBU-IBU GURU DISELURUH INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H