Mohon tunggu...
Kodariyah Nurhayat
Kodariyah Nurhayat Mohon Tunggu... Dosen - Konselor-Trainer-Terapis Psikologi

Praktisi psikologi yang berminat pada bidang edukasi, konseling dan training tema-tema psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sudah Amankah Anak Anda dari Jeratan HP dan Games yang Ada di Tangannya?

20 Mei 2024   20:35 Diperbarui: 20 Mei 2024   20:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sudah Amankah Anak Anda Dari Jeratan HP dan Games yang ada ditangannya?


Gadget termasuk didalamnya HP, games, komputer, internet, PS, dan lainnya, memiliki manfaat positif. Dengannya kita dimudahkan mengakses dunia luar dengan berbagai ilmu dan wawasan, hiburan termasuk memudahkan kita dalam penyelesaian tugas harian kita. Tetapi disadari atau tidak, Gadget termasuk HP dan Games, seperti pisau bermata dua, selain sisi positifnya, ternyata gadget memiliki sisi negatif dan berbahaya, terlebih bagi anak kita. Dimana otak mereka sedang dalam masa perkembangan dan pertumbuhan. Jika dimasa itu otak terdistorsi oleh efek negatif gadget, dikhawatirkan akan melahirkan problem tersendiri.

Di otak bagian depan ada bagian yang bernama Prefrontal Cortex, bagian yang mengolah karakter, bagian yang membedakan manusia dengan binatang. Tempatnya pengaturan tanggung jawab, perencanaan, mengolah emosi dan disiplin diri. Jika bagian ini dirusak oleh gadget, dalam hal ini HP dan games, maka munculah problem perkembangan pada anak.

Diantara problem atau efek negatif dari gadget antara lain adalah

1. Berkurangnya focus

Focus disini bisa terhadap apapun, focus terhadap pelajaran, focus menyimak, focus mengingat, focus menghafal, maupun focus pada aktifitas sehari-hari. Disekolah-sekalah mulai banyak ditemukan anak-anak yang sulit focus menyimak pelajaran dan focus mendengar yang tidak dapat bertahan lama. Salah satunya dikarenakan berlebihannya mengakses HP. Dan hal tersebut berdampak pada kualitas pendidikannya, nilainya jelek, dan bisa tidak naik kelas.

2. Pola hidup yang berantakan

Ditemukan disekolah-sekolah, anak-anak yang telat kesekolah dikarenakan bangun kesiangan, sebabnya adalah main HP hingga larut malam bahkan sampai pagi. Dan tidak sedikit yang akhirnya alpa tidak bersekolah saking ngantuknya. Terbayang kan kalau ini berlanjut terus terhadap sekolahnya. Disamping itu ditemukan juga saking asyiknya anak bermain HP, hingga lupa makan, ibadah dan istirahat. Dengan demikian pengembangan diri menjadi terhambat, dan jika dibiarkan akan munculnya gangguan seperti adiksi, koordinasi otot, masalah penglihatan, masalah kesehatan, dan lainnya.

3. Berkurangnya kesempatan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Sosialisasi adalah bagian dari kebutuhan anak dan juga bagian dari keterampilan dasar yang harus dilatih sejak dini agar dimasa dewasanya anak memiliki kemampuan beradaptasi dengan orang lain. Dengan asyiknya anak bermain gadget, akan mulai berkurang aktifitas tatap muka dan bermain diluar ruangan, karena dialihkan perhatiannya kepada HP.

4. Munculnya Adiksi

Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya. Pikiran dan perasaan yang terobsesi terhadap sesuatu termasuk HP dan gadget. Keadaan itu membuat anak tidak lepas dari HP. Kasus terakhir diberita ditemukan anak yang depresi, membenturkan kepala didinding dikarenakan HP nya dijual oleh ibunya untuk kebutuhan hidup. Mengapa hal itu terjadi? Karena sumber kebahagiaan anak tersebut adalah HP nya, jika itu dirampas, maka anak merasa dunianya runtuh. Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan tentunya. Sebelum itu terjadi hendaknya kita harus mewaspadai efek butuk dari gadget, HP dan games ini.

5. Meningkatnya  agresifitas anak

Tidak jarang kita temukan anak jadi mudah marah, berkata kasar dan kotor, dan juga mudah berkelahi. Salah satu sebabnya adalah konten kekerasan dalam games yang dimainkan anak menjadi unsur yang berpengaruh. Sebut saja games seperti ragnarok, poinblank, dan lainnya yang berunsur kekerasan, dimana anak diajak bertempur mati-matian berdarah darah dengan tindakan membunuh dan seterusnya. Apakah emosi dan agresifitasnya menghilang ketika sudah games over? Sayangnya tidak semudah itu, apalagi jika intensitas dan frekwensi bermainnya cukup sering dan durasi yang berlangsung lama.


Untuk mencegah problem tersebut diatas, langkah yang bisa kita lakukan diantaranya adalah

1. Kenali bahaya gadget pada anak

Anak perlu mengetahui dampak buruk gadget bagi otak, jiwa dan tubuhnya. Otak akan adiksi, jiwa akan stres dan depresi, fisik akan mengalami penurunan fungsi dan terhadap sekolah serta sosialisasinya.

2. Sibukan anak dengan aktifitas yang bergerak, menyibukan dan positif.

Berdiam diri hanya bersama HP untuk waktu yang lama sangat tidak baik terlebih bagi anak laki-laki. Durasi yang dianjurkan mengakses gadget adalah maksimal 2 jam perhari untuk orang dewasa. Dan 30 menit untuk anak dibawah umur. Jika anak sibuk bergerak aktif diluar, energy keluar dengan baik, fisik terlatih dan otak terstimulasi dengan baik.

3.  Memiliki cita-cita yang diminati

Sibuknya anak mengejar cita-cita masa depan akan baik dari pada hanya main HP. Jika anak sudah memiliki cita-cita, maka energy dan focus hidupnya akan mudah terarahkan pada hal-hal baik. Dan dengan demikian anak tidak memiliki waktu dan energy lagi untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

4.  Adanya aturan penggunaan gadget

Saat ortu memberikan gadget pada anak, hendaknya disertai Do and Don't terkait gadget dan HP nya. HP digunakan untuk apa saja, dan tidak boleh digunakan untuk apa saja. Maka anak akan belajar bertanggung jawab. Jika dikemudian hari anak melakukan pelanggaran dihal tersebut, maka anak dengan sadar menerima konsekwensinya termasuk disita misalnya. Salah satu aturannya juga adalah jam penggunaan. Kapan boleh digunakan dan kapan harus dimatikan. Dengan begitu anak melatih self regulasinya sendiri sehingga terbentuk disiplin diri yang kuat.

5. Hadirkan Allah SWT didalam diri anak

Jika Allah sudah ada didalam diri anak, maka anak tahu siapa yang mengawasinya dan tahu apa yang membuat tuhannya suka atau tidak suka . Dengan begitu orang tua tidak terlalu perlu "mencerewetinya" lagi untuk melakukan ini dan itu, sekaligus terjaganya anak dari hal-hal buruk yang akan merusak hidupnya.

Demikianlah bahasan gadget didalamnya HP atau games pada anak. Semoga dengan kita memahami hal ini, anak-anak kita dapat terhindarkan dari dampak buruk yang ditimbulkannya. Semoga bermanfaat.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun