Mohon tunggu...
Kodar Sudiono
Kodar Sudiono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang selalu mengamati tingkah laku politikus dengan segala kelucuannya :D

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bermain Cantik dalam Debat, Jokowi-Jusuf Kalla Unggul Telak atas Prabowo-Hatta

10 Juni 2014   20:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:23 3349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402381514611854810

[caption id="attachment_341614" align="aligncenter" width="475" caption="TEMPO/Aditia Noviansyah"][/caption]

Senin malam (9/6/2014) menjadi malam spesial bagi rakyat indonesia. Ratusan juta rakyat indonesia, mulai dari ujung barat sampai ujung timur bisa menyaksikan secara langsung debat capres dan cawapres nya. Nobar pun kini tak hanya identik dengan pertandingan bola. Tapi juga dalam debat capres cawapres yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tadi malam.

Malam itu saya dan istri memang sudah bersiap untuk menonton langsung debat capres dan cawapres. Makanan ringan pun tak ketinggalan. Keripik jamur, snack, dan wafer sudah dipersiapkan istri saya untuk nontong langsung debat capres-cawapres.Tatapan mata saya juga tak mau lepas dari layar televisi, takut kehilangan setiap momentum. Bahkan untuk ke toilet pun saya siasati saat jeda iklan.

Pukul 19.30 Debat pun dimulai dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Zainal Arifin Mochtar selaku direktur Pusat Kajian Anti korupsi (PUKAT) UGM dipilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjadi moderator dalam debat tadi malam yang bertemakan “Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Yang bersih dan Penegakan Hukum”.

Dalam debat kali ini terdiri dari 6 sekmen, yaitu Pemaparan visi misi capres dan cawapres, Pendalaman Visi misi, Pertanyaan yang berkaitan dengan tema oleh peserta, Tanya jawab antar kandidat, Tanya jawab penutub dan Penyataan masing masing kandidat.

Prabowo hatta diberi kesempatan untuk memulai debat dengan menyampaikan Visi misi nya. Tatapan mata saya langung tertuju pada gestur seorang jendral ini. Prabowo sedang gerogi pikirku.

Prabowo kemudian memaparkan visi misinya, demokrasi yang kita miliki katanya masih banyak kekurangan. "Kita melihat demokrasi ini perlu budaya demokrasi, juga perlu pendidikan politik. Rakyat kita sebagian besar baru punya hak politik untuk pemilu, tapi belum merasakan betapa pentingnya hak politik itu dilakukan dengan penuh tangung jawab. Bagi kami demokrasi adalah hal yang harus kita perbaiki, pertahankan, dan kita kembangkan terus karena demokrasi adalah cita-cita bangsa kita, bangsa Indonesia" imbuhnya

Berbeda dengan penampilan capres Joko Widodo lebih menampilkan sosok yang kita kenal selama ini dekat dengan masyarakat, lembut,  lebih tertata tutur katanya dan lebih menguasai permasalahan yang di lapangan.

Menurut Joko Widodo Demokrasi adalah mendengar suara rakyat dan melaksanakannya. Oleh sebab itu kenapa setiap hari kami datang ke kampung-kampung, datang ke pasar-pasar, bantaran sungai, petani, pelelangan ikan, karena kami ingin mendengar suara rakyat.


Pembangunan sistem, sistem yang seperti apa. Telah kita lakukan dan kita buktikan baik jadi wali kota maupun gubernur seperti e-budgeting, e-procurement, e-purchasing, e-catalog, e-audit, pajak online, IMB online, cara-cara seperti itulah yang kita perlukan dan bisa dinasionalkan apabila Jokowi dan Jusuf Kalla diberi rakyat untuk memegang pemerintahan ini tambah Jokowi.

Coba kita baca ulang visi misi diatas, jelas sekali perbedaannya, capres prabowo terlihat lebih pada tataran teoritis tentang demokrasi, tidak menyentuh ke bawah, hanya seputar teori-teori belaka. Bandingkan dengan capres Jokowi, beliau menjelaskan secara sederhana apa itu demokrasi. Jauh dari teori yang ada di text book, masyarakat lebih  mengerti dan paham secara gamblang apa itu demokrasi. Disesi ini jelas Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul terhadap Pasangan Prabowo-Hatta.

Menurut saya di sekmen ke empat inilah sesi yang cukup menarik pada debat tadi malam. Diawali dari pertanyaan Jusuf Kalla kepada pasangan Prabowo-Hatta yang menyinggung soal kasus pelanggaran HAM berat pada tahun 1998. ”Pak Prabowo tadi bilang tidak ada pengikut yang salah, hanya pemimpin yang salah. Apa yang Anda lakukan untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu?” tanya Jusuf Kalla ke Prabowo.

Saya mengerti arah pertanyaan Bapak, tidak apa-apa,” jawab Prabowo dengan nada tinggi. Prabowo memulai jawabannya dengan menjelaskan tugas seorang abdi negara, termasuk tugas seorang tentara. Menurut Prabowo, abdi negara punya tugas melindungi negara, termasuk dari ancaman kelompok radikal. ”Dari sekian puluh tahun menjadi abdi negara, saya membela tumpah negara, mencegah kelompok radikal, orang yang merakit bom, yang mengancam kelangsungan hidup negara dan bangsa. Inilah ancaman terhadap negara,” kata Prabowo sedikit emosi. ”Sebagai prajurit, manakala melaksanakan tugas, yang menilai adalah atasan. Saya mengerti arah Bapak, tapi saya ada di sini, saya sebagai mantan prajurit telah melaksanakan tugas,” tambahnya

Jusuf Kalla pun masih melanjutkan pertanyaan seputar penegakan HAM yang dianggapnya masih belum puas, ”Pak Prabowo terima kasih atas penjelasannya. Apakah penilaian atasan bapak waktu itu?” Menganggapi pertanyaan JK itu, Prabowo mengatakan, ”Kalau Bapak ingin tahu apa jawaban atasan saya, tanya saja kepada atasan saya.” Disini terlihat jelas ketidaknyamanan dan sedikit emosinya Prabowo Subianto dengan pertanyaan Jusuf Kalla. Lagi lagi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dalam sesi ini.

Bukan hanya terkait materi debat saja pasangan capres nomer urut 2 ini unggul dari pasangan nomer urut 1. Dalam segi penguasaan panggung, cara bebicara yang terstruktur, realistisnya jawaban pun  pasangan yang selalu dekat dengan rakyat ini juga unggul.

Pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla seolah olah memainkan debat tadi malam dengan permainan sepakbola tiki-taka ala Barcelona, cukup cantik dan terstruktur. Tidak mengambang dan jelas visi misi debatnya. Dan penonton menikmati permainan ini. Sungguh luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun