Mendekati pemilihan presiden 9 Juli 2014, berbagai macam cara dilakukan oleh mereka yang anti capres no urut 2 Joko Widodo. Tujuannya sangat jelas yaitu menyebarkan informasi agar rakyat terpengaruh dan tidak memilih Jokowi pada pemilihan presiden nanti.
Mereka sadar, tidak ada celah apa pun yang bisa menjatuhkan elektabilitas Joko Widodo. Apalagi di berbagai survey terkini menunjukkan tren elektabilitas Jokowi yang terus meningkat dan meninggalkan jauh pesaingnya, berbagai cara haram pun dilakukan, Mulai penyebaran fitnah Jokowi beragama kristen, capres boneka, capres yang di dukung jaringan yahudi dunia, sampai Joko widodo dianggap keturunan entis Tionghoa. Informasi yang disebarpun kental dengan unsur SARA-nya,
Ramai juga berita baik di media sosial maupun di media mainstream seperti televisi tentang tersebarnya majalah obor rakyat yang berisi fitnah-fitnah keji yang tersebar di seluruh pondok pesantren, Mulai di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Termasuk tersebarnya transkip antara Jaksa Agung dan Megawati Soekarno Putri dan  adanya isu Jokowi bakal menghapus kolom agama di KTP yang langsung dibantah keras oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Hamka Haq.
Semua pola penyebaran informasi yang cenderung hitam atau fitnah tersebut memang di tujukan untuk menjatuhkan Joko Widodo. Memang cukup beralasan bagi mereka menyebarluaskan informasi tersebut. Karena untuk menang dalam pertandingan itu ada 2 cara, yakni cara yang menonjolkan kelebihan atau prestasi calon yang di usung, atau dengan cara menyerang kekurangan atau menfitnah lawan.
Kita semua tahu, cara menonjolkan prestasi atau keunggulan sangat tidak efektif medongrak elektabilitas capres nomer urut 1 ini karena memang minim prestasi, seperti ulasan saya dikompasiana terdahulu -> http://politik.kompasiana.com/2014/05/29/kenapa-saya-tanya-apa-prestasi-prabowo--660910.html
Cara yang paling ampuh dan sangat berpengaruh adalah dengan menyerang karakter lawan, yakni negative campaign atau bila perlu black campaign yang cenderung menfitnah.
Padahal jelas, di agama manapun fitnah itu dilarang bahkan  termasuk dosa besar. Sampai ada istilah fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Fitnahitu menyebarkan informasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigmanegatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang (wikipedia)
Lantas saya berfikir apa Khusus untuk Jokowi saja fitnah dihalalkan???
Semoga kita semua bisa terhindar dari segala fitnah keji karena semua yang didunia ini pasti dimintai pertanggungjawaban.
Yuk kampanye kreatif dan menyenangkan :D
Kodar Sudiono
Alumni ITS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H