Takut, itulah yang dirasakan oleh saya dan teman-teman saya saat menaiki Kopaja jurusan Blok M – Kp. Rambutan. Pasalnya, selama diperjalanan, saya dan teman-teman saya menemui beberapa orang yang memasuki Kopaja dalam keadaan mabuk dan memaksa penumpang agar menyerahkan uangnya. “Memberikan uang seribu rupiah tidak akan membuat kalian miskin!”, begitu gertak salah seorang dari mereka. Apabila tidak memberi, mereka marah dan mengumpat dengan kata-kata kasar. Bahkan, telepon seluler milik teman saya hampir diambil paksa. Akan tetapi karena melihat aparat polisi lewat mengendarai motor, pemalak tersebut tidak jadi mengambil telepon seluler milik teman saya.
Setelah puas memalak, mereka turun dari Kopaja. Meskipun demikian, beberapa meter setelah Kopaja berjalan sesuai dengan rutenya, ternyata ada komplotan pemalak lainnya yang masuk ke dalam Kopaja dan itu terjadi selama empat kali dalam perjalanan menuju Pasar Rebo. Supir dan kneknya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah diusut, ternyata pemalakan sering terjadi di bus kota. Penumpang yang duduk diseberang saya pun ikut berkomentar bahwa dia juga sering mengalaminya tidak hanya di Blok M, tetapi juga di Cililitan dan Pulo Gadung. Semoga aparat kepolisian lebih peduli dan menangani atas segala keresahan para penumpang bus kota, terutama pada kasus pemalakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H