Kuliner Bambu Rebung (tunas bambu yang baru keluar dari tanah) adalah bagian bambu yang bisa dimakan. Rebung tersebut digunakan dalam berbagai hidangan kuliner Asia, dan tersedia di supermarket dalam bentuk berbagai irisan, baik versi segar dan kaleng. Perlu pula untuk diketahui bahwa pucuk bambu raksasa (Cathariostachys gascarensis) mengandung sianida. Sedangkan yang dijual di supermarket adalah rebung yang memang sudah layak santap. Rebung bambu yang telah difermentasikan merupakan unsur penting dalam masakan di Himalaya. Di Assam, misalnya, itu disebut 'khorisa'. Di Nepal, rebung difermentasi dengan kunyit dan minyak, dan dimasak dengan kentang menjadi sajian yang biasanya menyertai nasi (alu tama). Di Indonesia, rebung diiris tipis lalu direbus dengan santan (santan kental) dan rempah-rempah untuk membuat hidangan yang disebut Gulai rebung. Resep lain yang menggunakan rebung adalah Sayur Lodeh (sayuran dicampur dalam santan kelapa) dan lun pia (kadang-kadang ditulis lumpia: rebung goreng dengan sayuran dibungkus kulit lumpia). Acar bambu, digunakan sebagai bumbu, juga dapat dilakukan dari empulur dari tunas muda. Getah tangkai muda yang diambil pada musim hujan dapat difermentasi untuk membuat ulanzi (anggur yang manis) semacam minuman ringan. Daun bambu juga digunakan sebagai pembungkus untuk membuat kue kukus yang biasanya berisi beras ketan dan bahan lainnya. Di Sambalpur, India, karira (rebung di India disebut karira) difermentasi untuk mempersiapkan Kardi. Rebung difermentasi digunakan dalam persiapan berbagai kuliner, terutama "amil", sup sayur asam. Rebung juga dibuat menjadi pancake, dengan menggunakan tepung beras sebagai bahan pengikat. sumber: wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H