"Green architecture (arsitektur hijau), green environments, entah terkait dengan isu pemanasan global maupun persoalan krisis, akan berkembang," tutur Pon S. Puradjatnika. Kreativitas ini misalnya bisa diarahkan dalam pemilihan metoda maupun bahan bangunan alternatif yang sarat muatan lokal dan murah. Ia mencontohkan bahan campuran jerami yang bisa menggantikan fungsi batu dan bambu sebagai bahan konstruksi. Penelitian bahan-bahan alternatif ini telah dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Konstruksi. "Selama ini, di Jabar, bambu ini kan melimpah. Tetapi, masih terkesampingkan. Hanya digunakan di bangunan-bangunan tradisional atau terbatas pada restoran," ujarnya. Padahal, berdasarkan pengamatannya, bahan dari bambu ini cukup kuat untuk menjadi penunjang bangunan berlantai empat sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H