Bambu untuk antisipasi pemanasan global Bambu merupakan bahan alternatif yang sangat baik untuk substitusi konstruksi seperti besi, beton atau batu bata, karena beberapa alasan: tanaman bambu itu sendiri dalam pertumbuhannya adalah penyerap CO2 (karbon dioksida) yang cukup besar, bambu sebagai bahan organik dapat didaur ulang dan proses produksinya mengkonsumsi lebih sedikit energi dan air dibandingkan dengan industri lainnya yang digunakan dalam konstruksi (kayu, logam, beton, dll.). Pada saat ini, menggunakan bambu sebagai bahan bangunan untuk bangunan permanen masih belum banyak dilakukan, karena masih belum terbiasa. Pertumbuhan tanaman bambu membantu melestarikan tanah, air dan keanekaragaman hayati, selain untuk menangkap CO2 selama pertumbuhannya. Jadi, dengan menggunakan bambu dapat mengurangi konsumsi air dan energi, merangsang penyerapan CO2 (konversi CO2 menjadi bahan organik) dan bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat rumah dan bangunan. Manfaat lingkungan, ekonomi dan sosial Penggunaan bahan baku dengan tanaman bambu dapat meningkatkan perkembangan industri lokal secara berkelanjutan, meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja di mana mereka bermukim. Tujuan memasyarakatkan pemanfaatan tanaman bambu: 1. Tanaman bambu efisien dalam menyerap karbon dari atmosfir 2. Bahan bangunan bambu bisa tersedia secara berkelanjutan 3. Bambu jejak karbonnya lebih rendah dibanding baja, pvc, beton, dll. 4. Perakaran bambu bisa mencegah longsoran tanah kritis 5. Rumpun bambu memperbaiki kualitas simpanan air tanah cara membangun rumah bambu silahkan KlikDisini: Rumah Bambu Plaster
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H