Mohon tunggu...
Shintya MutiaraAnnisa
Shintya MutiaraAnnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKH Unair

Menggemari hal berbau kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Virus Panleukopenia, Virus yang Mematikan

17 Juni 2022   01:20 Diperbarui: 17 Juni 2022   01:43 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

FPV (feline panleukopenia virus) adalah prototype dari parvovirus yang menyerang hewan karnivora. Virus ini diketahui dapat menginfeksi felidae lain seperti rakun, cerpelai, dan rubah. Pada anjing, replikasi FPV ini hanya terlihat pada beberapa jaringan limfoid seperti thymus kecuali thymus yang berlokasi di usus. 

Parvovirus baru ditemukan dalam tubuh anjing pada tahun 1978 dan disebut sebagai canine parvovirus type 2 (CPV-2) dengan tujuan untuk membedakan parvovirus lainnya yang telah diisolasi dari anjing pada 1970 dimana sekarang virus tersebut bernama canine minute virus. 

CPV type 2 berevolusi dari FPV dengan memperoleh lima hingga enam perubahan asam amino pada gen protein kapsid sehingga virus yang bermutasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk menginfeksi kucing. Namun, hal mengejutkan telah terungkap setelah virus tersebut beradaptasi lebih jauh dengan anjing dengan perubahan asam amino yang memungkinkannya untuk berikatan lebih baik dengan cellular receptor pada anjing. Dengan demikian, virus tersebut kembali berpotensi untuk dapat menginfeksi kucing.

FPV menyebabkan infeksi sistemik dan sangat mudah menular serta memiliki kemampuan untuk menyebar melalui peralatan yang digunakan bersama, lalat, ataupun manusia sebagai vektor mekanis. Virus ini keluar dari tubuh inang melalui faeces maupun cairan oral lalu bereplikasi pada jaringan oropharynx dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. 

Pathogen ini mampu bertransmisi secara intrauterine dan menginfeksi kucing meski dalam tahapan neonatus. Virus FPV mampu bertahan beberapa bulan dan sangat resistan terhadap beberapa macam disinfektan. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa hewan peliharaan yang berada 100% di lingkungan rumah pun juga dapat berisiko tertular virus ini.

Lalu, pada usia berapa saja kucing dapat tertular oleh FPV? Kucing pada segala usia bisa terinfeksi oleh virus FPV tetapi virus ini rentan menyerang pada anak kucing yang berusia 3-5 bulan. Pada anak kucing, angka kematiannya sangatlah tinggi yakni lebih dari 90%. Tanda-tanda dari penyakit ini meliputi diare, muntah, dehidrasi, depresi, dan leukopenia.

Pengendalian lingkungan dan sanitasi sangatlah esensial demi terkontrolnya penyebaran FPV. Permukaan benda-benda yang diduga terkontaminasi seperti mangkuk makanan, tempat sampah, tempat tidur harus didesinfeksi untuk membantu membunuh virus. Virus ini bisa bertahan pada permukaan benda lebih dari satu tahun, sehingga sangat tidak disarankan untuk pemilik kucing membawa peliharaannya ke tempat yang terkontaminasi tanpa adanya vaksinasi terlebih dahulu.

Senyawa ammonium kuartener yang banyak ditemukan pada deterjen tidak terbukti efektif membunuh FPV. Pada sisi sebaliknya, natrium hipoklorit yang terkadung dalam pemutih mampu membunuh FPV dengan perbandingan cairan terlarut dibanding pelarut adalah 1 : 3. Cara ini cocok untuk mendisinfeksi mangkuk makanan, tempat sampah, dan permukaan lainnya. Untuk mencegah infeksi nosokomial, kucing yang tertular FPV wajib diisolasi selama 4-6 minggu baik di klinik, rumah sakit, ataupun di rumah pemilik. Hal ini dilakukan karena pada periode ini terjadi puncak penularan virus FPV.

Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah penularan FPV. Vaksinasi FPV dapat dimulai pada usia 6-9 minggu, lalu diikuti dengan booster pertama dengan jarak 3-4 minggu, booster kedua dengan jarak 1 tahun, dan setiap 3 tahun setelahnya. Vaksinasi booster di atas 12 minggu sangatlah penting untuk mencegah tertularnya FPV. Vaksin ini dapat menginduksi titer antibodi tinggi dan memberi perlindungan hingga 7 tahun lamanya.

Itulah penjelasan virus panleukopenia yang mematikan, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun