Potang Balimau tujuannya adalah Rasa kekeluargaan yang menyatu dimasyarakat Pangkalan Tiga (3) hari menjelang Potang Balimau, hari pertamanya dinamakan Bangai, hari keduanya dinamakan Pagi Bantai, hari ketiganya baru Potang Balimau. a. Bangai Nama Bangai ini diambil dari nama binatang yaitu Lebah.
       Di masyarakat Pangkalan bukan bangai seperti lebah tetapi sifat kemasyarakatannya. Disitu terkesanlah hubungan kemanakan dengan mamak.Disini anak kemanakan pergi menjelang mamak sambil membawa Beras dan pulut yang dimasukan kedalam sumpik.
        Isi sumpik untuk beras sebanyak 3 liter, pulut 2 liter dan kelapa satu tali (2 buah) dan sebaliknya setiap rumah Mamak memberikan pula berupa gula merah beserta alat untuk memasak daging dan kain ceta satu kabung untuk anak kemanakan yang perempuan. b. Pagi Bantai Hari kedua dinamakan Pagi Bantai yaitu bagi Mamak yang punya uang membeli kerbau. Satu ekor kerbau yang punya empat (4) Mamak, dan juga bagi orang yang kaya di Pangkalan juga membeli kerbau. satu ekor kerbau terdiri dari empat (4) orang. Sebelum kerbau tersebut di bantai (disemblih) terlebih dulu kerbau itu diadu. Mana yang kalah itu yang lebih dulu dibantai (disemblih).
        Setelah dibantai kerbau tersebut dibagi empat. Tiap Mamak membagikan daging tersebut keanak kemanakannya. Disinilah letaknya Anak dipangku kemanakan dibimbiang, urang kampuan dipatenggangkan, Tenggang Nagari Jan Binaso. c. Potang Balimau Pada pagi bantai sudan sepakat Niniak Mamak dengan Pemuka Masyarakat untuk memeriahkan Bulan Suci Ramadhan. Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak Basi, Sarumpun Bak Sarai, Sasusun Bak Siriah.
        Pada hari ketiga ini diadakanlah acara yang disebut Potang Balimau. Menjelang Potang Balimau ini diadakan Pertanding Pacu sampan dan Mimbau. - Pacu sampan ini diadakan disungai. Nama sungainya Sungai Mahat. Pacu Sampan ini dahulunya siapa yang dapat nomor satu dengan hadiah minyak tanah satu kaleng. Hadiah ini diwakafkan kesurau – surau. Disini tercerminlah hubungan dengan Allah dan hubungan dengan Manusia. - Mimbau (sampan hias) setiap jorong membuat yang dikerjakan oleh masyarakatnya. Di dalam Mimbau itu ada bunyi-bunyian.Â
         Seperti bunyi Talempong dan bunyi Gondang Boguang. Pada akhir acara diadakanlah Potang Balimau atau Balimau Kasai. Yaitu Pemuda-Pemudi mandi dengau balimau dan bakasai.(Fb;Dedi Koboy/M G I) Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Abdurrab Pekanbaru, dan juga salah seorang anak kamanakan keturunan Pangkalan Koto Baru yang berdomisili Di Pekanbaru -Riau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H