Mohon tunggu...
Dedi Saputra
Dedi Saputra Mohon Tunggu... -

Jurnalist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rindu Bersemi di Kota Selat Panjang

28 Agustus 2014   08:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini, Sepoinya angin kian terasa. ketika sepeda motor yang kami kendarai kian melambat di bibir pantai sebuah desa yang bernama sungai rawa sebelah kanan dari pelabuhan Buton kabupaten siak, senyum warga yang menyapa, hingga gelak tawa dari beberapa bocah yang ingin menghampiri kami di sebuah pelabuhan rakyat yang akan membawa kami untuk menyeberangi selat panjang yang merupakan perairan yang berbatasan antara kabupaten siak dengan kabupaten meranti Provinsi Riau.

Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Ransang, Pulau Topang, Pulau Manggung, Pulau Panjang, Pulau Jadi, Pulau Setahun, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Dedap,Pulau Berembang. Adapun nama Meranti diambil dari nama gabungan "Pulau Merbau, Pulau Ransang dan Pulau Tebingtinggi".Miris memang, yang terlihat di sepanjang jalan, keindahan pantainya memang tak seindah bibir tebing yang kian runtuh di karenakan abrasi yang terjadi akibat hantaman ombak di bibir tebing hampir di seluruh pulau-pulau terluar di Kabupaten Kepulauan Meranti telah  berlangsung sejak lama.

Seperti Pulau Merbau, Pulau Rangsang, Pulau Padang dan Pulau Tebing Tinggi kondisinya kini dikabarkan kian mengkhawatirkan.Bahkan akibat abrasi ini, tak terpungkiri beberapa titik luas daratan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura ini setiap tahun semakin jauh menyusut.

"Hal ini jelas sangat menghawatirkan. Meskipun pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti terus berupaya melakukan penyelamatan dengan penanaman mangrove dan pembangunan turap pengaman pantai. Luasnya sebaran abrasi yang menghantam pulau-pulau terluar tentu menyebabkan Pemkab Meranti kewalahan untuk mengatasinya.

Tidak hanya pada persoalan pembangunan fisiknya, tapi juga program pemberdayaan masyarakatnya. Persoalannya, dampak yang ditimbulkan dari abrasi ini sangat kompleks dan multidimensial jika di biarkan tanpa memikirkan masyarakat dan bocah tak berdosa yang cuma bisa tersenyum dan tertawa di kala gelombang pasang mengenai tubuhnya yang asyik bermandian diantara tambat-tambat yang memang sengaja di buat untuk menambatkan kapal kayu kecil yang biasa mereka sebut Pompong untuk melaut dan mencari ikan di sepanjang perairan selat panjang dan selat malaka di desanya.

Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun.Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.

Maka wilayah kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara/Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut.Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam kesultanan Siak. Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa,
karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan.

Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya. Daerah Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat itu.

Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi ( yang bertahta tahun 1784 - 1810 ), biasa disapa Sultan Syarif Ali, memberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi.Kini, kami hadir di kota terindah ini.

dengan keramahan masyarakat serta di iringi dengan ramainya perpaduan antara masyarakat melayu dan tionghoa mungkin akan memberikan kenangan tersendiri untuk kami yang lagi bertugas mencari pencerahan sebuah kaya jurnalistik. Sebagai daerah yang terletak pada bagian paling luar Provinsi Riau ,kawasan ini merupakan jalur lintas antar provinsi bahkan antar negara ( Singapore dan Malaysia
),karena letak antara kawasan yang satu dengan yang lain saling berdekatan.

Transportasi laut lebih mengambil peranan penting diwilayah ini karena letaknya di kepulauan.Kawasan ini khususnya di kota selatpanjang telah memiliki Pelabuhan Ferry yaitu Pelabuhan Tanjung Harapan yang melayani jalur akses Domestik maupun Internasional,seperti akses dari Pekanbaru menuju Pulau Batam/tanjung pinang atau Tanjung Balai Karimun dan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun