Mohon tunggu...
Pujangga Papua
Pujangga Papua Mohon Tunggu... -

Senang berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kaget dan Kaget Lagi (UP4B: Apakah Uang Bisa Membeli Nasionalisme Papua?)

20 Desember 2011   06:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah Indonesia kaget bahwa dukungan terhadap aspirasi kemerdekaan Papua ternyata datang dari induvidu dan lembaga non pemerintah di seluruh dunia.

Kaget juga bahwa ternyata Benny Wenda sudah mendapat dukungan yang begitu luas. Baik di Inggris atau di Afrika. Kaget juga, bahwa "red notice"  mereka terhadap person ini, mendapat tantangan dari dunia, bahkan International Fair Trial,  yang beranggotakan 70 pengacara internasional  dari seluruh dunia, telah memasukan ini dalam kegiatan aksi mereka, yakni akan memperkarakan pihak Interpol. Kaget juga, bahwa aspirasi ini mendapat perhatian di Parlement Belanda, sehingga pembelian tank dibatalkan ( padahal tempo edisi cetak memuat berita wawancara pembelian ini dengan begitu yakin).Kaget lagi, bahwa jaringan toko Lush yang memiliki jaringan 700 toko di seluruh dunia, bersedia menyediakan pada waktu tertentu untukm menyediakan stand khusus untuk menjelaskan masalah Papua dan para karyawannya diwajibkan menggenakan pin bintang kejora ( semisalnya, yang dilakukan oleh 6 toko mereka di Belanda sejak tanggal 16-23 November 2011)

Kaget juga bahwa ada dukungan dari dewan Gereja-Gereja di Pasifik terhadap hak "self determination" bagi bangsa Papua.  Sebuah seruan, dari Dewan Gereja yang beranggotakan negara-negara  Vanuatu, Tuvatu, Palau, Fiji, PNG, Salomo, Kenaky ini  berdampak kepada dukungan luas dari kalangan umat Kristen di seluruh wilayah Pasifik, sebab mereka akan meyediakan waktu khusus guna berdoa bagi Papua. Geliat umat di Pasifik pun terlihat, buktinya,  1 minggu setelah seruan ini, maka ada undangan terhadap Benny Wenda bertatap muka dengan mahasiswa asal Pasifik di Inggris. Kemudian, di USA sendiri diakannya pertemuan guna menyokong Papua, yang akan diwujudkan dengan demo yang rencananya akan diadakan di Los Angles pada 17 Agustus 2012. Bahkan makin kaget lagi, bahwa Partai Buruh yang berkuasa di Australia, dalam kongresnya pada minggu ke-1 bulan Desember 2011, memasukan Papua sebagai bagian dari putusan partai. Indonesia ingat kasus dimana kapal-kapal Perang dan Bisnis Belanda tak bisa sandar, karena buruh pelabuhan, yang menjadi anggota tradisional Partai Buruh di Australia menolak untuk menjadi ABK bongkar muat kapal dalam kurun waktu 1946-1949.

Kaget juga, bahwa Ban Ki Moon, mengucapkan kata "West Papua", sewaktu berada di NZ, bahwa PBB bersedia membuka kasus Papua, asal sesuai mekanisme kelembagaan. Bahkan kaget lagi, bahwa Hilarry Clinton, politikus terkenal USA dan Menlu USA saat ini, mengatakan "menaruh perhatian" terhadap persoalan Papua di Hawaii, ketika kasus Papua ditanyakan oleh seorang mahasiswa asal Pasifik. Kaget lagi, bahwa USA mengumukan akan mendirikan pangkalan bagi 2500 marinir-nya di Darwin, USA ( sebuah kota yang hanya berjarak kurang lebih 300 km dari wilayah Papua)

Kaget lagi, bahwa di berbagai surat kabar dengan oplah ribuan, isu Papua makin "seksi". Selain berbagai koran Australia yang sudah langanan, sekarang ditambah dari Inggris-sebuah kasus berita tentang Benny Wenda yang ditulis oleh Wibisono, orang ke-tiga dalam staff Kedutaan Indonesia di Inggris, mendapat sanggahan hingga 30 lebih commen dalam kurun waktu 2 hari. Koran lokal Belanda juga mulai menulis 'ulang' persoalan Papua.  New York Times, merupakan sebuah koran yang kadang memuat kasus Papua, semisal kegiatan Konggres III pada Oktober 2011. Kaget, bahwa apa sebab ada pelarangan terhadap kedatangan berbagai media asing ke Papua, ditanyakan kepadanya di pada bulan November lalu, sebelum ia bertemu Obama ( yang dijawab bahwa semua wartawan diperlakukan sama, sebuah jawaban yang "aneh" sebab yang di tanya lain, yang dijawab lain).

Dan kaget lagi, ketika demo yang diadakan KNPB diikuti oleh ribuan orang, mulai dari anak SD hingga kakek bongkok.  Kaget lagi, bahwa demo ini sangat meriah, dan bahwa badan anak-anak muda itu dilukis dengan bendera bintang kejora, ada anyaman sulaman bintang kejora, ada pimpinan rombongan ratusan motor pada demo ini, yang menggunakan kacamata gelap, membawa motor HD dan menggunakan koteka yang berada di depan, diikuti oleh ratusan motor lainnya ( fyi, koteka bukan lambang kebodohan, namun itu adalah pakaian adat). Kota Jayapura berhentik aktivitasnya. Kantor Gubernur dan Walikota tutup, karena tak ada orang yang pergi kerja. Sekolah dan kampus kurang lebih 30 kampus dengan jumlah mahasiswa sekitar 20.000 orang libur. Polisi tak ada di jalan raya.

Keget bahwa Pilip Karma, memiliki relasi yang begitu baik dengan semua orang Papua. Seoang tokoh, yang tahu bahasa Biak, Inggris, Indonesia, Dani dengan baik. Seorang tua, yang menolak remisi, setelah dihukum 15 tahun penjara, karena menaikan bitang kejora pada 1 Desember 2004. Seorang yang membuat 30 anggota senat USA mengirimkan surat kepada SBY. Seorang tua, yang mandapat dukungan Amnesty Interrnasional, yang memiliki pendukungan 3 juta orang di seluruh dunia, yang mana untuk pembebasannya akan meminta kurang lebih 1 juta anggotanya mengirimkan surat tuntutan pembebasannya kepada Presiden SBY, mulai Jumat, 16 Desember 2011.

Kaget lagi..... dan kaget lagi ... ( cukup dulu, nanti baru lanjut,.. sebab pa Hasyim Muzadhi, Ketua NU juga kaget). Ini semua kasus yang terjadi hanya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir ini, mulai Juli 2011-Desember 2011.

Itulah sebabnya, SBY harus bertemu dan berdialog dengan 5 tokoh agama Papua di Cikeas pada hari Jumat,16 Desember 2011. Dialog di perpusatakaan pribadi, yang dihadiri oleh Menko Polkam, Panglima, Kapolri, Mengko Kesra, Menteri PU.

Pembicaraan ini, sebenarnya hanya "penipuan", guna "membeli waktu", sambil menurunkan uang bertrilyun ke Papua lewat UP4B. Bukti-nya, saat SBY mengatakan akan menhentikan UP4B di Cikeas, pada hari jumat, pada hari Sabtu, di Manokwari ada sosialisasi lembaga UP4B. Orang Papua selalu mengatakan, Pemerintah Indonesia itu, "bicara lain, kerja lain"

Lembaga UP4B, yang akan mengelolah uang yang bahkan melebihi dan Otsus ini, di bentuk, sebab pikir Pemerintah, masalah Papua akan selesai, ketika kita memberi mereka uang. Padahal bukan masala kesejahteraan yang diiingini oleh orang Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun