Ada momen ketika aku melihat seekor ikan pari manta melintas di kejauhan. Jantungku berdebar keras. Aku tahu aku adalah tamu di habitat ini, dan pengalaman ini mengingatkanku betapa kecilnya aku dibandingkan dengan keajaiban alam.
Goa Giri Putri, Ritual yang Menggetarkan Jiwa
Nusa Penida tidak hanya tentang pantai dan laut; pulau ini juga memiliki dimensi spiritual yang kuat. Salah satu pengalaman yang paling membekas bagiku adalah kunjungan ke Goa Giri Putri, sebuah gua suci yang digunakan sebagai tempat beribadah.
Masuk ke gua ini bukanlah hal yang mudah. Pintu masuknya kecil, dan aku harus merangkak untuk masuk. Tapi begitu berada di dalam, aku terkesima oleh ruang besar yang dipenuhi oleh patung-patung dewa dan nyala lilin. Udara dipenuhi dengan aroma dupa, dan suara mantra membuat suasana menjadi sangat sakral.
Aku sempat berbincang dengan seorang pemuka agama yang memberi tahu tentang pentingnya gua ini bagi masyarakat setempat. Dia mengundangku untuk mengikuti ritual singkat, dan meskipun aku tidak memahami setiap langkahnya, aku merasa sangat terhubung. Ada keheningan yang mendalam di dalam hati, seperti pesan bahwa hidup ini lebih besar dari sekadar rutinitas sehari-hari.
Bukit Teletubbies dan Senyuman Anak-Anak
Tidak semua keindahan Nusa Penida adalah tentang air. Di bagian timur pulau, aku menemukan tempat yang berbeda sama sekali: Bukit Teletubbies. Nama ini diberikan karena bukit-bukit hijau yang berbentuk seperti lanskap dalam acara anak-anak terkenal itu.
Ketika aku tiba di sana, aku bertemu dengan sekelompok anak-anak lokal yang sedang bermain layang-layang. Mereka tertawa, berlarian, dan sesekali melambai kepadaku. Aku memutuskan untuk bergabung. Tidak ada percakapan yang rumit---hanya permainan sederhana dan senyum tulus yang membuatku merasa diterima.
Bukit Teletubbies mengajarkan aku bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari tempat yang rumit. Kadang-kadang, yang kita butuhkan hanyalah udara segar, langit biru, dan kebersamaan.
 Warna-Warni Matahari Terbenam di Broken Beach
Perjalanan terakhirku di Nusa Penida berakhir di Broken Beach, sebuah pantai melingkar dengan formasi batu yang unik. Meski pantainya tidak bisa diakses langsung, pemandangan dari atas tebing sudah cukup membuatku terkesima.
Aku tiba saat matahari mulai tenggelam. Langit berubah warna, dari oranye ke merah muda, lalu ungu tua. Ombak terus menghantam dinding tebing, menciptakan irama yang sempurna untuk mengakhiri hariku. Aku duduk di sana, memejamkan mata, dan membiarkan semua perasaan membanjiri pikiranku.
Matahari terbenam di Broken Beach bukan hanya sekadar fenomena alam, melainkan sebuah pengingat. Pengingat bahwa keindahan hidup ini datang dalam momen-momen sederhana yang sering kali terabaikan.
Nusa Penida di Dalam Diri
Saat aku meninggalkan pulau ini, aku tahu bahwa Nusa Penida tidak hanya meninggalkan jejak di album foto atau media sosialku. Pulau ini meninggalkan jejak di hatiku. Setiap sudutnya, setiap gelombangnya, dan setiap senyum yang kutemui mengajarkan sesuatu tentang kebahagiaan, keindahan, dan rasa syukur.