Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi perdebatan antara saya dan seorang teman tentang hal tersebut. Teman saya berpendapat bahwa produk dan kemasan yang bagus akan sangat mudah menarik perhatian konsumen untuk membeli tanpa harus mengetahui lebih dahulu siapa produsen dan pengedar produk tersebut. Dengan kata lain konsumen tak perlu repot-repot harus tahu siapa yang memproduksi barang tersebut, atau seperti apa company profile dari perusahaan yang bersangkutan. Namun menurut saya sebagai orang yang banyak bergerak di bidang jasa, citra sebuah perusahaan ataupun company profile memegang peranan yang sangat besar akan keberhasilan penjualan.
Kemasan yang bagus saja tidak dapat menjamin produk tersebut akan laku. Hanya sedikit membagi pengalaman. Saya bekerja di sebuah perusahaan jasa pelayanan pengelolaan gedung, selain itu saya mempunyai usaha sampingan kecil-kecilan di bidang transportasi dan pariwisata yang saya kelola bersama beberapa orang teman. Ya, dua-duanya bergerak di bidang jasa pelayanan.
Saya sebagai seorang pekerja di sebuah perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para tenant kami. Karena perusahaan kami sudah cukup dikenal banyak orang, maka tidaklah terlalu sulit bagi kami untuk mendapatkan pengguna jasa dari perusahaan kami. Asalkan kami tetap menjaga citra dan kwalitas pelayanan, semuanya akan berjalan dengan baik. Sehingga kami tidaklah terlalu direpotkan untuk membangun sebuah pencitraan baru perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain. Berbagai tampilan iklan, lay out, banner tidaklah terlalu berpengaruh banyak bagi klien kami. Mereka sudah mengenal bagaimana perusahaan kami menjalankan tugasnya, dan itulah yang mereka percayai, berbagai tampilan yang ada hanya sekedar numpang lewat bagi mereka.
Hal tersebut saya rasakan berbeda pada saat saya “bergerak” untuk usaha sampingan saya. Pertama, kami memang hanya bergerak secara on line melalui fasilitas internet dan brosur yang kami sebarkan di beberapa tempat. Berbagai iklan sudah dimuat di beberapa webside melalui online market yang banyak tersedia. Tampilannya kami buat sebagus mungkin yang kami perkirakan dapat membuat orang tertarik untuk membeli. Berbagai promosi harga atas semua produk pun kami berikan. Hal tersebut belum bisa mendongkrak penjualan kami.
Strategi yang kedua melalui perkenalan produk secara personal, yaitu dengan memperkenalkan usaha dan produk-produk yang kami jual melalui orang-orang yang mengenal kami, teman, relasi dan saudara. Diantara mereka banyak yang telah mengetahui bahwa kami semua sebelumnya bekerja di sebuah travel agent yang cukup besar dan ternama di negeri ini. Seorang rekan kerja kami bahkan sudah mempunyai pengalaman lebih dari lima belas tahun di dunia pariwisata dan penerbangan, sehingga kemampuannya pun tidak perlu diragukan.
Dari kedua system diatas, maka strategi yang kedualah yang cukup banyak menaikkan grafik penjualan kami. Dari hal tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa company profile, citra perusahaan dan orang-orang yang ada dibaliknya menempati urutan yang pertama pada sebuah perusahaan jasa, sedangkan untuk kemasan ataupun tampilan produk menempati urutan berikutnya, karena pada perusahaan jasa faktor kepercayaanlah modal utama bagi perusahaan tersebut untuk tetap survive, orang membeli karena mereka percaya dengan semua jasa dan pelayanan yang dijual oleh perusahaan yang bersangkutan. Setelah mereka percaya, mereka pasti akan membeli produk jasa yang disediakan/dijual oleh perusahaan.
Mungkin hal tersebut berbeda bagi perusahaan yang bergerak di bidang penjualan consumer goods, untuk perusahaan tersebut, tampilan dan kecantikan kemasan memegang peranan yang sangat penting. Produk bisa berjalan lebih dulu, apalagi dengan kemasan yang bagus, cita rasa yang enak, orang tidak terlalu peduli seperti apa perusahaan yang menghasilkan dan siapa orang-orang yang ada dibaliknya. Namun demikian bagi perusahaan menjaga kwalitas juga tetap tidak kalah pentingnya.
Jadi mana yang harus lebih dulu..?. Profile atau produk..?. Menurut saya hal tersebut bergantung pada jenis perusahaan yang dijalankan. Tentulah masing-masing bidang usaha mempunyai tipe sendiri-sendiri. Mungkin untuk bidang jasa, profile lah yang memegang peranan, namun untuk bidang usaha lainnya produklah yang menjadi peran utamanya. Meski demikian kedua hal tersebut haruslah tetap berjalan bersama, hanya masalah penempatan urutan saja yang harus dipikirkan, mana yang harus lebih dikedepankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H