Setelah beberapa hari ini dikejutkan banyak hal menjelang perayaan Nyepi, akhirnya malam ini resmi jadi pengalaman pertama saya merasakan suasana Nyepi di Bali. Dan kompasianer tahu bagaimana rasanya? Sangat menyenangkan!
[caption caption="Cahaya matahari tenggelam pukul 18.45 WITA di Bali (sumber : dokumentasi pribadi)"][/caption]
Satu minggu menjelang Nyepi, saya banyak dikejutkan dengan ogoh-ogoh (semacam action figure berukuran besar yang dibuat oleh Desa Adat) di kanan atau kiri jalan. Banyak kendaraan yang melambatkan kecepatan, hanya untuk mengambil gambar ogoh-ogoh. Saya pribadi kagum luar biasa dengan kreativitas para pembuat ogoh-ogoh! Ogoh-ogoh ini kemudian akan diarak sepanjang jalan (sebagai perlombaan), di malam hari menjelang Nyepi.
Sayang sekali memang saya melewatkan perayaan ini, karena saya penakut luar biasa. Saya pasti langsung panas-dingin karena harus melihat para action figure berukuran raksasa itu diarak ramai-ramai. Maaf ya kompasianer..
Satu hari sebelum Nyepi (8/3) tempat parkir di hampir semua supermarket penuh! Banyak masyarakat dan pendatang yang belanja untuk membeli persediaan saat Nyepi tiba. Karena tentu saja, tidak ada satu orangpun kecuali pecalang (satuan pengaman adat) dan kendaraan darurat yang boleh keluar rumah di mulai dari pukul 06.00 WITA - 06.00 WITA (keesokan harinya). Bahkan Bandara Internasional Ngurah Rai, pun tutup sampai kemudian akan kembali beroperasi sehari setelah Nyepi.
Selain supermarket, seluruh mesin ATM yang ada di wilayah Bali mati total. Koran nasional seperti Kompas juga tidak saya dapati (apa mungkin sudah habis di pagi buta, saya juga tidak tahu). Tapi mari berterima kasih pada internet, karena saya jadi terus bisa ikuti lini masa berita di Indonesia lewat kompas.com.
Nyepi Tiba
Mulai pukul 06.00 WITA (berarti pukul 05.00 WIB) hari ini tadi, Nyepi mulai dilaksanakan. Tidak boleh ada yang keluar rumah (terkecuali kendaraan darurat), dan tidak ada yang boleh menyalakan lampu saat malam hari (kecuali rumah sakit dan keluarga yg memiliki bayi). Saya sendiri hanya berbekal cahaya laptop!
Sebenarnya bisa saja saya menyalakan lampu, lalu menutup jendela dengan gordyn agar cahaya tidak terpancar ke luar rumah. Tapi apa boleh buat, saya ingin merasakan suasana malam Nyepi ini seutuhnya. Dan pasti akan asik sekali, kalau perayaan Earth Hour 2016 (yang dilaksanakan pada 19 Maret) nanti, suasana ini bisa terulang. Semua gelap, berdiam diri di dalam rumah, lalu sekali-kali mencoba mendengar raungan alam.
Oh ya, ada fakta menarik yang saya dapatkan dari twitter rekan Earth Hour Indonesia tentang perayaan Nyepi :
[caption caption="Tentang Nyepi (sumber : www.twitter.com/ehindonesia)"]
Kalau saja tiap negara bisa membuat agenda besar untuk melakukan ritual berdiam diri di dalam rumah minimal satu kali dalam satu bulan, pasti hasilnya akan menakjubkan.