”Iya Mah, tadi aku ngobrol dulu sama Adel.” jawabnya yang sambil melepaskan pakaiannya.
”Oh Adel tetangga kita? yasudah bagus deh, habis ini kamu langsung ke ruang tamu ya. Guru les kamu sudah datang dari tadi.
Bayu yang tadinya ingin beristirahat tetapi karena ada ’les khusus’ oleh orang tuanya, ia pun langsung pergi ke ruang tamu. Bayu tidak bisa mengungkapkan isi hatinya sendiri kepadanya, berbeda saat dengan Adel, ia dapat mengungkapkan isi hatinya. Bertahun-tahun tetap dikurung di ’sangkar’ yang sama.
Les pun berlangsung dengan baik, Bayu pun segera pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Terlihat pesan dari Adel di layar handphonenya. Pesan Adel berisikan
”Bayu.”
”Kalau udah selesai lesnya, tunggu aku di depan rumahmu ya.”
”Kita main, aku tidak menerima penolakan.”
”Aku akan ngasih tau kamu gimana luasnya dunia ini dan gimana kamu bisa bebas dari ’sangkar’ itu dan menikmati hidup layaknya remaja yang lainnya.”
Bayu pun kaget dengan isi pesan tersebut dan pergi ke depan rumahnya. Bayu yang sudah melihat Adel di depan rumahnya pun langsung menghampirinya.
”Adel?” tanyanya yang sedikit panik. ”Kirain bohongan, ternyata beneran kamu disini. Kamu tidak takut sama mamah aku?” ia sambil bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan oleh Adel sampai berani datang ke rumahnya.
Adel pun dengan tenang menjawab, ”Kamu udah lihat pesan yang aku baca kan, aku mau kamu jujur sama orang tua kamu sendiri, Bay. Tidak ada salahnya seorang anak mengeluarkan isi hatinya kepada orang tua sendiri. Kamu udah cukup hebat bertahan selama ini. Kamu keren kemarin sudah berani berbicara terus terang sama aku.” Kata-kata yang Adel lontarkan membuat hati Bayu menjadi tenang dan tersadar akan apa yang ia lakukan selama ini.