Oleh: Syamsul Yakin dan Kamaludin (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Retorika yaitu seni berbicara. Kini, retorika telah berkembang menjadi ilmu berbicara. Akhirnya, retorika diakui sebagai tradisi verbal dan nonverbal yang melahirkan ilmu komunikasi. Retorika komunikasi kontemporer menggabungkan pengetahuan, pemikiran, seni, dan kemampuan berbicara.
Retorika komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu retorika komunikasi verbal dan nonverbal. Pembagian ini terlihat dari penggunaan kata-kata dan bahasa tubuh, isyarat, pandangan mata, sentuhan, gerakan tubuh, dan lain-lain.
Retorika komunikasi verbal adalah proses komunikasi yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Bahasa lisan dan tulisan ini terdengar indah, efektif, dan efisien. Keduanya bertujuan untuk memberikan informasi (informatif), memengaruhi atau membujuk (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
Retorika komunikasi lisan adalah seni menyampaikan pesan dengan bahasa lisan secara efektif dan efisien. Pada era klasik, komunikasi lisan hanya dipahami melalui pengucapan kata-kata secara langsung dan tatap muka, seperti pidato atau ceramah.
Kemudian, muncul media komunikasi seperti televisi, radio, dan telepon yang disebut sebagai media konvensional atau media lama (old media). Retorika komunikasi lisan semakin berkembang dengan adanya media ini. Di era media sosial atau media baru (new media), retorika komunikasi lisan dapat menggunakan berbagai platform seperti Instagram, Twitter, atau Facebook.
Sedangkan retorika komunikasi tulisan adalah seni menulis, mengetik, dan mencetak simbol seperti huruf dan angka untuk menyampaikan pesan dengan kata-kata yang menarik, estetik, efektif, dan efisien.
Di masa lampau, alat tulis yang digunakan masih manual, kemudian muncul mesin ketik biasa, mesin ketik elektrik, hingga kini menggunakan keyboard komputer, stylus, atau pena digital.
Media pertama untuk menulis adalah daun, kulit binatang, dan kemudian kertas. Sebelum tinta umum digunakan, batu tulis lebih sering digunakan. Pada 1990-an, kapur tulis masih digunakan di hampir setiap sekolah.
Media komunikasi tulisan terus berkembang. Pada 1906, koran pertama kali dikenal di Jerman. Pada 1665, majalah pertama muncul di Prancis. Namun, buku sudah dikenal jauh sebelumnya, sekitar 2400-an sebelum Masehi di Mesir. Kini, orang bisa menulis di media baru seperti Twitter, WhatsApp, Telegram, dan lainnya.
Inilah makna bahwa retorika komunikasi kontemporer menggabungkan pengetahuan, pemikiran, seni, dan kemampuan berbicara. Retorika bukan hanya seni berbicara dan menulis, tetapi juga ilmu berbicara dan menulis. Retorika bukan hanya keterampilan berbicara dan menulis, tetapi juga pengetahuan berbicara dan menulis berbasis data dan riset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H