PDI-P: Selamat kepada Koalisi Merah Putih
Rabu, 8 Oktober 2014 | 06:43 WIB
Sebagaimana pemilihan ketua MPR berjalan sengit, namun pantas diacungkan jempol karena bagaimanapun KIH, diwakili oleh PDIP, bisa menerima dengan lapang dada. Tidak perlu disesalkan walaupun nampak sekali serakahnya KMP dalam membagi-bagi kursi tanpa mempertimbangkan kepentingan rakyat. Bagaimana dengan KMP ? sikap apa yang diberikan kepada KIH saat kalah pilpres ?
Kenapa harus marah atau saling menyalahkan jika memang kondisinya seperti itu, lebih baik menghadapi kenyataan, kemudan menyusun strategi pemerintahan yang pro rakyat untuk dibuktikan kepada masyarakat bahwa KIH benar tulus dalam membela rakyat. KIH sudah melakukan maksimal, namun kekuatan KMP terlalu kuat, sulit menembusnya. DPD dan PPP sudah dirangkul, menurut hitungan kertas seharusnya KIH menang, namun sulit membendung DPD yang wakilnya masih banyak datangnya dari jaringan KMP. Mereka mudah belot karena tidak ingin mengecewakan KMP yang notabene mereka adalah dari sono. Bisa dimaklumi. Inilah politik yang tidak melihat kepentingan rakyat diatas segalanya, tetapi kekuasaan menjadi penting sebagai alat transaksional dalam memenuhi keinginan kelompok dan pribadi.
KIH harus melihat kedepan setelah pelantikan Jokowi – JK, tidak akan tenggelam hanya karena tidak memiliki kedudukan strategis di DPR maupun MPR, syaratnya mudah yaitu tepati janji yang telah dibuat dengan program Nawa Cita. Membangun kabinet yang profrsional yang bersih dan menjadikan Nawa Cita sebagai tujuan utama dalam menentukan berbagai kebijaksanaan. Itu akan membawa dampak besar sekali, melebihi kehebatan dan kekuatan DPR / MPR. Mereka hanya bisa menghadang jika Jokowi – JK tidak berjalan diatas rel Nawa cita, selama diatas rel rakyat akan mengawal dan menggilas kekuatan KMP jika berani menghadang diatas rel.
Tidak lagi KIH menyesali kekalahan di parlemen, tetapi begitu dilantik sudah menunjukan kerja keras dengan speed tinggi. Anggaplah kuatan parlemen sebatas wasit yang senantiasa memberi warning jika melanggar, supaya semua birokrat hatinurani-nya hidup sejalan dengan kebijaksanaan yang sesuai Nawa Cita yang pro rakyat. Zaman sudah berubah, bukan lagi masa SBY yang dipenuhi transaksional, dimana DPR bermain untuk merampok uang rakyat. Zaman sekarang adalah zaman keterbukaan, transparansi bisa dikuti oleh siapa saja. Oleh sebab itu kekuatan rakyat akan menghadang wakil-wakilnya di parlemen, yang tidak becus pasti akan digilasnya. Rakyat sudah mengenal betul siapa KMP dan Demokrat, untuk bangkit kembali dirasakan sulit, bahkan kehancuran bisa lebih cepat.
Jokowi – JK harus mempertahankan non transaksional-nya, baik keadaan apapun, tidak memberi peluang KMP masuk dalam birokrat. Karena itu nantinya akan menjadi rayap yang merusak kontruksi Nawa Cita.
Selamat menanti pelatikan, semoga Jokowi – JK, siap membentangkan sayap garudanya untuk terbang tinggal landas membawa Nawa Cita keseluruh pelosok Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H