Pasien RSUD Cengkareng Heboh Lihat Jokowi
Coba anggota DPRD DKI, suruh ikut ke rumah sakit Cenbgkareng, atau setidaknhya bacalah berita yang heboh ini, kemana hati-nuraninya anggota DPRD yang mau melengserkan Jokowi  ? Dimana mau dicari Jokowi seurpa, sebagai orang nomer satu di DKI, namun dengan rela, sabar, turun kebawah, melihat, mendengar, diskusi dengan pihak rumah sakit, mencari solusi terbaik.
Bayangkan, tidak ada yang memberitahukan bahwa Jokowi mau datang, pasien begitu melihat semua menyerbu ingin salaman, lupa kalau dirinya sakit, karena sudah melihat tampang Jokowi, yang telah memberikan kemudahan dalam pengobatan. Penulis bisa merasakan perasaan pasien saat bertemu dengan Jokowi, kagum seperti kedatangan malaikat penolong, Mungkin sekali lagi mungkin, begitu salaman dengan Jokowi, sakitnya sembuh ! banyak penyakit datangnya karena gelisah, stress, begitu meluap kegembiraan, hilanglah penyakit itu.
Dibawah kutipan sebagian berita hari ini yang menghebohkan RSUD Cengkarang.  .
Kedatangan Jokowi juga sempat menyebabkan pelayanan rumah sakit terganggu. Pasalnya, pasien yang telah dipanggil untuk berobat tak kunjung datang karena ikut berkerumun melihat Jokowi. Bahkan, ketika petugas rumah sakit itu melangkahi nama ke pasien selanjutnya, sang pasien juga tidak kunjung datang.
Kehebohan tak berhenti sampai di situ. Tidak hanya berkerumun di sekeliling gubernur, aksi para pasien yang berusaha mendekati Jokowi juga menyebabkan kursi aluminium panjang di lobi rumah sakit patah karena terlalu banyak menanggung beban pasien yang berdiri di atasnya. Situasi rumah sakit pun berubah bak pasar.
Kedatangan mantan Wali Kota Surakarta ke RSUD Cengkareng itu merupakan salah satu bentuk pemantauan langsung terhadap program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang telah berlangsung sekitar tujuh bulan tersebut. Jokowi meminta kepada seluruh pihak agar mendukung program akses pelayanan kesehatan bagi warga miskin.
Coba, dimana pemimpin masa lalu ada yang mau turun tangan memantau sendiri ? paling anak buah membawa laporan, asal bapa senang, bereslah semuanya. Jokowi bukan tidak percaya sama bawahan, namannya masa peralihan bukan hal semudah membalik telapak tangan, pengalaman memberitahukan bahwa yang sakit hati banyak sekali, bahkan anak buahpun bisa melakukan pembalasan, jika merasa sakit hati terhadap atasannya ( kehilangan angpao ), apa salahnya jika semua menjadi lebih jelas bagi jokowi, supaya tindakannya tidak keliru, itu juga di kritik habis-habisan. Alamak ! Bagi yang jujur apasalahnya jika sudah melapor, pimpinan diajak turun kelapangan, sekalian membuktikan diri bekerja maksimal, mendukung sepenuhnya.
Sepatutnyalah kita bangga terhadap kinerja Jokowi-Ahok. Orang tua yang baik, tidak akan tinggal diam jika anaknya berbuat nakal berulang-ulang, kemudian memarahi anak dengan keras, Apakah kemudian bisa di kategorikan kejam, jahat, sebal dan tidak waras ?
Kehebohan di Cengkarang, menandakan jangan coba-coba melengserkan Jokowi, untuk hanya ingin bersalaman saja, mereka tupa akan sakit bahkan nyawanya sendiri, apalagi ada yang coba melengserkan.
Esperance 24 Mei 2013.
