Mega seorang yang penuh pengalaman dalam dunia politik dengan tangan dinginnya sudah membaca semua gerakan politik yang memanas dalam Pilkada yang diarahkan pada Ahok yang dikenal kurang sopan dan tidak beradab itu sebagai senjata menyerang Ahok.
Perjalanan Ziarah ke Blitar, bu Mega mengajak Ahok dan bu Risma ada maksud dan tujuannya yang melawan issiu negatif tentang keduanya. Dimana keduanya akan diadu domba supaya pihak ketiga memperoleh keuntungan. Â Hal ini merupakan siasat bu Mega melihat dari jauh, sampai titik akhir menggunakan hak preogratifnya menutup pintu bagi pihak ketiga ( artai-partai ) sampai kelabakan, tanpa persiapan mencari pasangan cagub dan cawagub asal jadi untuk melawan Ahok. Bahkan programpun tidak siap, selain meneruskan program pertahana dengan ditambah lebih sopan dan beradab. Dalam strategi ini bu Mega menjadi pemenang.
Bu Mega mengatakan jika Ahok tidak berucap kasar, bukan orang Bangka, ini sindiran pada mereka yang tidak mengenal Bhineka Tunggal Ika, hanya sebatas kulit dan tidak mendalam sampai kebudaya dari Bhineka Tunggal Ika. Maka dengan mudah menggunakan budaya menjatuhkan lawan, bukan lagi melihat dari positif seseorang berhasil memimpin dan merubah DKI menjadi lebih baik dari pendahulunya.
Bu Mega menganjurkan Ahok untuk doorstop, supaya tidak mudah terpancing wartawan titipan untuk mencari kelemahannya, itu bukan tidak ada alasan. Â Itu sangat tepat karena double status yang dimiliki Ahok mudah dijadikan makanan empuk bagi lawan-lawannya. Â Bu Mega tahu betul perbedaannya, karena bu Risma yang hampir serupa Ahok cara komunikasi bahkan jika pernah melihat video bu Risma saat marah pada bawahan, bisa dikatakan melebihi kekasaran Ahok, teriakannya menggetar ruangan, Tetapi tidak ada yang mengkritisi. Membuktikan bahwa sopan dan tidak beradab terhadap bandit-bandit yang menggerogoti uang rakyat, Â tidak bisa diperlakukan karena bejatnya moral sudah terjadi puluhan tahun dianggap pembenaran dan wajar.
Ahok harus bisa mendengar nasehat bu Mega, tentu untuk merubah sifat tidak mudah apalagi berbudaya Bangka Belitung, namun Ahok bisa menggnakan cara lain, yaitu memanfaatkan juru bicara. Â Yang penting ketegasan tidak kendur. Hasilnya akan jauh lebih sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H