Hampir pasti bahwa tahun ini banjir di ibu kota Jakarta, khususnya wilayah DKI akan melorot turun tajam dibanding tahun sebelumnya, apalagi dibandingkan masa pemerintahan gubernur sebelumnya. anehnya kritikan di media maupun di televisi juga jarang sekali disiarkan, entah apa penyebabnya ? Banjir ibu kota sesungguhnya setiap tahun menjadi berita utama, apalagi statment yang dikeluarkan oleh lawan politik yang tidak suka AHok. namun anehnya juga ikut melorot tajam kritikan yang dilontarkan. Apakah ini karena suhu pilkada sudah memanas, sehingga berita Ahok diredam ?Â
Janji Ahok untuk mengurangi kesengsaraan penduduk disekitar sungai dan waduk, dirasakan sudah nampak lega walaupun masih nampak sedikit genangan yang surutnya juga tidak melebihi 24 jam. yang pasti warga DKI pasti lega, namun tidak banyak diekpose oleh media, mungkin karena yang bicara adalah rakyat, bukan pejabat ataupun lawan politik yang biasanya membuat ramai di media. Ham juga ikutan bungkam, setelah hasil telah dibuktikan. penduduk yang sudah diungsikan merasakan kenyamanan karena tidak lagi mikir banjir, mikir mengungsi, mikir minta bantuan, mikir sakit dst-nya.Â
Dimana suara tajam yang mengkritik Ahok tidak banyak berbuat dan hanya pencitraan ? khususnya yang  dari oknum di DPRD yang sukanya bicara negatif ? kenapa tidak ada yang berani secara jantan, puji dong ! kehebatan Ahok itu. jangan hanya mencari-cari kesalahan. bukankah anggota DPRD itu partner kerja dan mewakili rakyat, mengapa tidak ikut bangga rakyatnya sudah merasa lebih lega karena banjir berkurang tajam ? aneh juga !
Jika banjir saja sudah teratasi, penulis yakin kemacetan ibu kota juga akan terjadi tidak berselang lama. melawan Preman saja AHok berani, sampai bukti banjir teratasi, soal macet itu hanya menghadapi pemakai jalan, dirasakan itu akan lebih mudah jika peraturan ditegakan dan oknum pelaksana diawasi kinerjanya. tentu itu akan jauh lebih mudah.
Sesungguhnya Ahok itu berat melawan mental yang sudah bobrok baik dari rakyat yang sulit diatur dan pejabat yang masih suka korupsi. terbukti, mengatasi banjir masih saja ada oknum yang bermain dengan sabotase pompa dengan berbagai alasan. sungguh aneh jika pompa baru yang pasang kabel bisa terbalik, tukang instalasi diyakini bukan orang bodoh, hanya mental kesengajaan itulah yang membuat ulah, dengan tujuan menggagalkan niat Ahok untuk mengatasi banjir. Â kembali dengan kemacetan, parkir yang sembarangan, kendaraan umum yang seenaknya berhenti untuk ambil penumpang, ketidak taatan akan berlalu lintas semua itu hanya masalah mental. kemungkinan dibelakang itu juga ada yang sengaja bermain dan mem- backup, supaya Ahok tidak berhasil.
Pemikiran Ahok untuk mengganti pejabat yang mentalnya buruk dengan anak yang lukusan kemarin itu kemungkinan akan jauh lebih mudah diatur daripada yang sudah senior namun tidak mampu bekerja baik, apalagi ada niat menghambat karena merasa kenyamanannya terganggu. reformasi kepegawaian dirasakan sangat perlu dalam membangun. kebiasaan untuk lebih mmenghormati senior dirsakan sudah usang. karena terbukti mental sudah rusak. terbukti dengan copot dan angkat yang baru dan bukan dari instansinya, akan lebih menghasilkan daripada urut kacang bagi senior.Â
Saat ini bukan lagi saat untuk banyak bicara, kerja , kerja dan kerja itulah sesungguhnya yang dituntut, selain itu, bagi yang tidak mau kerja, sengaja menghambat atau membaut sabotase, sebaiknya digilas tanpa ampun dan diganti yang lebih muda dan lebih semangat dalam bekerja. karena rakyat ingin cepat memperoleh janji-janji yang diberikan, namun jika hambatan dari oknum yang tidak bertanggungjawab, kekerasan Ahok walapun dikatakan arogan itu sangat dibutuhkan saat ini. karena bukti nyata sudah diberikan, pekerjaan yang terbengkalai puluhan tahun hanya diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun lebih oleh AHok, sejak diangkat Gubernur. Â Â
Maju terus Ahok !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H