Jokowi Membangun Kesejukan Rakyat.
Jokowi Larang Pendukungnya ke DPR Saat Pelantikan
Sangat berbeda dengan KMP, tidak bisa menerima kenyataan selalu membawa massa untuk melakukan penekanan. Bahkan mengerahkan massa yang extrim untuk menunjukan ancaman dengan berani melawan hukum.
Perbedaan itu ditunjukan oleh Presiden terpilih Jokowi dengan pernyataan dibawah ini :
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo melarang semua pendukung pergi ke Gedung DPR RI ketika pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014 mendatang. "Ndak, ndakada. Pokoknyandakada yang ke DPR," ujar Jokowi di Hotel Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2014) malam. Jokowi melarang hal itu karena alasan keamanan para pendukungnya. Sebab, hingga radius tertentu, lokasi pelantikan mesti steril dari aktivitas massa. Jokowi mengatakan, pada tanggal yang sama, acara serupa Konser Salam Dua Jari akan digelar di pelataran Monumen Nasional (Monas). Dia menyarankan pendukungnya untuk berada di tempat itu saja. "Mereka (pendukung) harusnya ke Monas saja kalau mau ketemu saya. Ya, itulah baru namanya kegembiraan politik," lanjut Jokowi.
Jokowi seorang yang begitu sederhana, tidak ingin rakyat menjadi korban untuk kepentingan dirinya, bahkan rakyat disediakan hiburan yang bisa menyegarkan hati melalui konser dalam waktu bersamaan dengan pelantikannya. Bahkan dengan lawan politiknyapun dia selalu mengatakan “ Mari kita bangun negara ini bersama”. Jangan beda pendapat dilanjutkan setelah hasil pilpres keluar. Semua harus menghargai hasil pesta rakyat lima tahunan. Jika akan bertarung biarlah setelah lima tahun kedepan. Inilah ucapan seorang kesatria.
Jokowi selalu bersikap menebar kesejukan, beda dengan lawan politik yang selalu menebar permusuhan. Saat sidang MK, Jokowi melarang adanya demo atau unjuk rasa. Selalu menebar kesejukan.
Harapan masyarakat, begitu Jokowi dilantik, akan dirasakan perubahan secara signifikan dan berahap perubahan bisa dinikmati rakyat secara bertahap. Keoptimisan Jokowi sesungguhnya awal harapan yang membawa kesejukan, inilah pemimpin. Bukan menebar keraguan dan ketakutan karena ancaman. Bahkan ia mampu menenangkan rakyat dengan penuh keyakinan, bahwa tidak ada yang menjegal dirinya.
Kekerasan akan dilawan dengan kelembutan. Ini senjata ampuh yang mampu meluluhkan hati lawan. Kekerasan melawan kekerasan sudah tidak berlaku lagi dibumi Indonesia, dibuktikan awal oleh Jokowi dengan memberi contoh baik,
Semoga harapan rakyat akan terwujud dari kemantapan seorang Jokowi, walaupun sederhana, namun cukup meyakinkan ketegasan dan keberaniannya menghadapi permasalahan bangsa kedepan. Sekiranya Indonesia Baru akan tercipta dibawah kepemimpinannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H