Dihantam Gerinda, Ahok Meroket
Inilah zaman perubahan Menuju Indonesia Baru, rakyat sudah keranjingan dengan pemimpin yang jujur, polos, tulus dan berani melawan arus era lalu. Bukan lagi pencitraan seperti masa lalu. fenomena saat ini sudah berbeda 180 derajad, kita bisa bayangkan jika masa lalu ada pejabat yang berani menantang atasan, seperti Ahok merasa hak rakyat dilanggar kemudian menyatakan ketidsk setujuannya, yang pasti dalam sekejab ia akan hilang dalam peredaran dalam arti dipecat.
Pada masa lalu, seorang mau naik pangkat, memperoleh promosi harus stor keatasan, bahkan jika boleh dikatakan ngemis pada atasan, jika belum memenuhi maunya atasan, jangan harap dia bisa naik pangkat maupun memperoleh jabatan strategis. Kebiasaan itu membudaya begitu kuat, dimana bawahan harus setia dan taat akan atasan, jangankan berbeda pendapat, bicara salah saja bisa fatal. Ahok menunjukan keberanian melawan siapapun yang ingkar janji dan tidak setia akan konstitusi, bahkan yang akan bermain untuk memanfatkan dirinya untuk mencari keuntungan pribadi maupun kelompok. Tidak tanggung-tanggung Ahok akan mengeluarkan kata-kata tajam atas kebenciannya terhadap oknum yang munafik. Pada masa peralihan ini, tentu Ahok akan menerima banyak tantangan berat, bahkan kata H Lulung niat untuk membinasakan karier Ahok, akan menghimpun anggota DPRD untuk mengadukan Ahok ke-polisi karena mersa tersinggung. Ahok tidak pernah menyinggung nama orang, kok bisanya Lulung tersinggung, disitulah letaknya luka H Lulung tersakiti oleh hawa ucapan Ahok, walaupun bukan ditujukan kepadanya.
Selain Ahok, Jokowi presiden terpilih 2014, bukankah dicaci – maki oleh oknum Gerinda dalam pilpres yang lalu, makin di maki makin rakyat simpatik kepadanya. Pengakuan Jokowi ucapan “ Sinting” membuat namanya meroket sampai peeuncak jabatan.
Ahok adalah kader Gerinda sendiri, seharusnya merupakan asset baginya, Ahok diangkat karena dianggap pemimpin yang jujur yang akan dipromisikan kepada masyarakat bahwa Gerinda adalah partai pengusung orang hebat. Ternyata itu mengecewakan Ahok karena setelah kalah pilpres hati srigalanya nampak keluar. Visi awal mendukung Ahok akan ditarik kembali, dengan mengembalikan hak rakyat sepenuhnya kepada perwakilan di DPR pembuat UU yang mayoritas diduduki oleh koalisi merah putih. Termasuk Ridwan Kamil pendukung Prabow, yang sudah mengajukan petisi menolak UU pilkada oleh DPRD.
Jangan kaget pada era menuju Indonesia Baru, akan muncul kader-kader pemimpin dadakan yang masih fresh from the oven. Mereka akan diorbitkan oleh rakyat hanya karena rekam jejak yang pro rakyat sepenuhnya. Ahok makin ditindas, ia makin meroket tinggi sampai seluruh tanah air akan melihatnya dengan jelas. Siapa lagi yang akan menindas dan membantu supaya Ahok lebih meroket tinggi. Terima kasih kepadanya yang suka menfitnah dan menindas, karena oang baik akan lebih banyak nampak dipermukaan bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H