Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oknum DPRD DKI Berbulu Domba, Berhati Srigala

8 Maret 2015   17:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oknum DPRD DKI Berbulu Domba, Berhati Srigala.

Ahok seorang single fighter tanpa dukungan partai, berlaga seorang pendekar turun dari gunung untuk mencoba menghabiskan penjahat yang mencuri uang rakyat yang hanya  menyenangkan hidup sendiri dan golongan tanpa memikirkan nasib rakyat miskin pada umumnya.

Kita tidak habis berpikir, mengapa ada orang jujur dan berani memberantas korupsi dimusuhi oleh oknum wakil rakyat. Tidak menjadi dukungan, sebaliknya menghalangi jurus gerakan yang dilakukan oleh Ahok. Ahok yang pemberani sama sekali tidak gentar, bahkan karena untuk membela kebenaran ia rela mati bagi rakyat. Perlawanan oknum wakil rakyat sampai hampir seluruh anggota DPRD merasa perlu bersatu mengadakan angket untuk menjatuhkan dirinya, dengan alasan Undang-undang.

Kita tidak habis berpikir, seorang Ahok yang ingin memberantas korupsi dengan cara e budgeting, supaya mudah terkontrol dan menghilangkan praktek ketidak jujuran ditentang habis-habisan. Salahkah Ahok bernada tinggi  untuk menolak kompromi ? Mengapa nada tinggi Ahok dijadikan alasan sebagai tidak bermoral etika ?  Sebaliknya mencuri dengan cara praktek yang sudah bukan rahasia dan ingin terus dipertahankan dengan bermain dengan SKPD masa lalu. Kepada siapakah anggota DPRD berpihak ? Rakyat atau kepentingan diri ?

Sebagai orang yang bisa berpikir, tentu awal penawaran Ahok untuk memberantas korupsi sudah mendapatkan perlawanan, sehingga membangkitkan kemarahan dan nada tinggi yang dituduhkan tidak bermoral etika. Yang pasti sebab akibat itu sudah rumus yang tepat, karena kehilangan peluang, maka menggunakan cara itu menghalangi, itu sudah senjata umum. Selain itu Ahok sudah cukup mengenal praktek-praktek buruk yang sudah berjalan bertahun – tahun lamanya. Untuk itu tidak mudah Ahok bisa menerima tawaran yang bisa menggoyangkan niatnya memberantas korupsi.

Salahkah Ahok yang sudah membaca gelagat oknum DPRD DKI, kemudian menolak untuk kompromi ? jika itu disalahkan umpatan-umpatan Ahok tentu bisa diterima karena sudah kesel dan capek akan sikap buruk itu. Sangat mustahil Ahok akan menerima tawaran kompromi, tentu itu akan melanggar hati nuraninya yang sudah niat menjadi pejabat bersih sekaligus pelaku pembersihan itu.

Ahok sudah memiliki segalanya, tidak kerjapun dia masih sanggup menghidupi diri dan keluarga dengan tenang. Mengapa dia harus capek-capek mencari musuh ? belum lagi resiko untuk menerima fitnah dan orang yang niat menjatuhkan dengan berbagai rekayasa. Bukan rahasia itu sudah terjadi dibumi kita bukan ? Mengapa Ahok mau menerima pekerjaan yang penuh resiko ? jawabannya hanya satu, yaitu panggilan hati. Tidak mustahil jika pendukung Ahok berdiam diri, sesaat akan dilihat tontonan dimana AHOK dijadikan bulan-bulanan mereka.

Oknum DPRD DKI yang berbulu domba berhati srigala dengan berbagai upaya juga mencoba mencuri hati rakyat dengan berbagai fitnah, pokoknya Ahok harus jatuh itulah seruannya. Dengan cara apapun menjadi halal dan dihalalkan demi rakyat katanya. Apalagi memiliki kekuatan penuh didukung hampir semua anggota DPRD DKI, hak angket digunakan untuk hanya menuduh Ahok tidak etika, bahkan dikatakan sama dengan preman. Kemungkinan merekayasa kasus untuk menjatuhkan Ahok bisa terjadi. bukan rahasia umum dan sudah ada bukti-bukti kasus serupa terjadi sebelumnya.

Tidak habis mikir, kenapa wakil rakyat tidak membela rakyat dengan sehati bersama Ahok memberantas korupsi, berupaya dengan membangun sistim yang kuat supaya kebocoran tidak terus terulang. Sebaliknya menyusupkan anggaran yang tidak jelas ( siluman ). Sebaliknya umpatan Ahok dijadikan masalah,  karena jengkel  dijadikan dalih kesalahan. Malu karena diumpat namun tidak malu untuk membiarkan uang rakyat digerogoti terus menerus.

Kita semua yakin, jika usulan Ahok menggunakan e Budgeting diterima, tidak bakal ada kericuhan seperti ini, tidak bakal Ahok mengumpat. Kecuali ada kesalahan / niat buruk yang terbaca oleh Ahok, maka kompromi tidak bakal bisa terjadi.

Insting yang dimiliki Ahok cukup tinggi, oleh sebab dia itu seorang yang takut akan Allah. Yang pasti tidak akan duduk bersama orang fasik. Apalagi mau berkompromis. Itulah kelemahan Ahok sebenarnya. Terang dan gelap tidak pernah menyatu, yang jelas gelap bisa diusir oleh terang, sebaliknya terang tidak akan terusir oleh gelap. Kecuali terang itu dihabisi.

Relakah kita terang itu dhabisi oleh gelap ( oknum DPRD yang berbulu domba dan berhati srigala ? ). Saat ini sudah banyak bermunculan pendukung terang, bukan Ahok yang dibela, sebenarnya perjuangan Ahok yang mereka bela. Sudah cukup sengsara dialami selama hampir 70 tahun merdeka yang seusia dengan penulis, tentunya sudah banyak mengetahui kebobrokan dari waktu ke waktu.  Mari kita berjuang dengan berbagai cara dan kemampuan masing-masing untuk menegakan kebenaran, menghancurkan semua praktek korupsi dengan cara berbeda. Saat ini adalah momentum, Ahok hanya mengawali momentum itu, siapakah yang mau meneruskan perjuangan itu, karena seorang Ahok sangat terbatas, tetapi berjuta-juta Ahok ada dibumi ini, saatnya kita semua bergerak bersama, barulah kekuatan yang berbulu domba dan berhati srigala bisa dihabisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun