Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sama-sama Pribumi, Kenapa "Diributin" Sih

30 Agustus 2014   01:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:08 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sama-sama Pribumi, Kenapa "Diributin" Sih

"Elopribumi, kita sama-sama pribumi, kenapa padadiributinsih kalau punya Lamborghini? Ha-ha-ha," kata Lulung tertawa seraya meninggalkan kerumunan wartawan.

Sangat tidak layak selaku seorang Ketua Dewan Pimpinan Wilayah  PPP, mengucapkan kalimat seperti diatas.   Apalagi kita ini masuk dalam era demokrasi, belajar berdemokrasi lebih baik, dengan mangacu kepada konstitusi kita yaitu UUD45, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.  Bisa dimaklumi jika Lulung seorang biasa  yang belum paham akan empat pilar bangsa. Bukankah dia seorang pimpinan wilayah, yang kedudukannya seharusnya bisa dijadikan contoh bagi orang yang dipimpin. Tidak dengan gaya murahan, tanpa ada  perasaan malu. Malah bisa tertawa seolah-olah bangga.

Dengan kalimat diatas, bukankah Lulung masih memiliki paradigma yang bertolak belakang dengan Bhineka Tunggal Ika ? Kalimat yang secara tidak langsung jika diterjemahkan, bahwa  minoritas boleh diributin. Sungguh menyedihkan pimpinan semacam ini.  Apa yang terarik daripada dirinya sehingga patut dijadikan teladan ? jika  ada mobil mewah kemudian surat-surat yang tidak lengkap, bahkan menurut polisi tidak terdaftar. Awal niat untuk memamerkan ketimpa sial.  Kemudian berbagai dalih untuk menghindar setelah terkuat, dengan mudah berdalih bahwa mobilnya adalah pinjam dari teman yang awalnya meng-klaim bahwa dirumahnya ada lima mobil mewah. Hebat sekali !

Semogga Lulung menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya, dari awal sejak Jokowi naik menjadi Gubernur, selalu bentrok terutama dengan Ahok atas kebijaksanaan yang dibuat. seolah-olah pahlawan membela PKL, tidak tahunya dibelakang itu ada skenario besar. Tidak salah memanfaatkan pers atau media bisa mempengaruhi orang banyak, tetapi itu pikiran kuno, rakyat sudah pandai untuk memilih yang benar dan yang salah.

Rakyat bukan bodoh lagi, apalagi alam demokrasi dengan keterbukaan pers, informasi positif maupun negatif mayoritas rakyat tidak mudah menerima mentah-mentah. Segala fitnah maupun kebohongan tidak lagi laku. Buktinya diwilayah yang kelompoknya besar, terbukti kalah dalam pilkada bahkan pilpres dengan skala nasional.  Ini menunjukan bukti kuat bahwa rakyat tidak mudah dipermainkan.  Jangan lagi berpikir sempit, jika tidak mau tersingkir pada saatnya tiba.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang banyak, apalagi seorang pemimpin, jangan hanya memamerkan kekuasaan dan kekayaan untuk menperdayai masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun