Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rakyat Menangis, DPR/Parlemen Tidak Peduli

26 September 2014   20:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:24 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat Menangis, DPR/Parlemen Tidak Peduli.

Demikianlah drama DPR dipertontonkan subuh tadi, dengan memaksakan kehendak, diputuskannya pilkada melalui DPRD.  Suara rakyat sudah tidak lagi didengar, suara tangisan sudah disumbat dengan kemunafikan.

Kemunafikan dipertontonkan dengan kasar oleh Demokrat, yang mana walkout dilakukan dengan alasan tidak dibahasnya 10 tuntutan, padahal PDIP sudah mendukung dan menerima 10 tuntutan Demokrat. Kenapa harus walkout ? bukankah itu munafik ?  Sudah jelas jika PDIP dan koalisinya mendukung   pasti pilkada langsung bisa dipertahankan.

Gambaran ini merefleksikan parlemen yang akan dilantik kedepan, sudah diyakini mereka akan terus melakukan manuvernya. Pertanyaannya adalah :

1.Apakah tangisan dan ratapan rakyat ini akan terus berlangsung ? Menerima apa adanya, mau menjadi budak kelompok tertentu dan terus merampok uang dan hak rakyat ?

2.Apakah rakyat akan bangkit dan melawan kemunafikan DPR, merebut kembali hak rakyat seperti awalnya ?

Kedua pertanyaan ini harus bisa dijawab, karena akan menentukan nasib lima tahun kedepan. Melalui pilpres pemenang Jokowi – JK, rakyat berharap program-program yang dijanjikan bisa terwujud, namun jika dilihat parlemen model ini, jelas akan berlangsung  terus  mengganjal pemerintahan dibawah Jokowi – JK.  Koalisi sudah melakukan dua hal nyata merubah konstitusi dengan cara licik yaitu UU.MD-3 dan tadi subuh dengan pilkada oleh DPRD. Diantaranya juga adanya penyunatan wewenang KPK untuk memberantas korupsi.

Bagaiaman rakyat tidak menangis ? Tangisan yang tidak pernah didengar, bahkan mungkin dianggap tangisan cengeng yang tidak perlu dihiraukan. Pertanyaannya , apakah rakyat membiarkan saja merasa layak menerima nasib apa adanya. Dimanakah keprihatinan kita semua ?  Relakah membiarkan  pemerintahan baru dibawah Jokowi – JK gagal karenanya. Kemudian mengapa kita memilih Jokowi – JK dan tidak mendukungnya ? Mengapa tangisan tidak bisa diubah dengan semangat tinggi untuk bangkit bersama melawan segala pembusukan dan niat untuk terus merampok hak rakyat ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun