Mohon tunggu...
Kmas ArdaniAmalsyah
Kmas ArdaniAmalsyah Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Lewat Tulisan

Putra asli daerah Dompu, dan berniat berbakti untuk Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak: Kompetensi yang Tidak Sekadar untuk Menunjang Karir Guru namun Lebih dari Itu

25 Maret 2022   22:29 Diperbarui: 25 Maret 2022   22:33 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah kaprah tentang motivasi guru mengikuti program Guru Penggerak (GP) oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2020 lalu masih terjadi di daerah, masih banyak guru yang termotivasi mengikuti GP hanya sekedar untuk meningkatkan karir dari pada meningkatkan kopetensi diri dalam mengambil peran penting menuju transformasi pendidikan dinegeri ini.

Diketahui bersama sejatinya kopetensi dibutuhkan tidak sekedar untuk menunjang karir dalam profesi namun kopetensi diri mampu menjadi benteng untuk menghadapi banyak kondisi meski itu diluar karir atau bahkan setelah karir berakhir (masa pensiun). 

Kesadaran akan pentingnya memiliki kopetensi memang masih belum menjadi budaya positif bagi sebagian besar masyarakat kita, dan dalam program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) mindset budaya positif benar-benar ditanamkan untuk dipahami hingga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mengemban peran sebagai pendidik.

Ironi lain yang terjadi tentang dampak dari salah kaprah tersebut adalah banyak diantara rekan-rekan pendidik memiliki visi yang masih terlalu sederhana dan visi yang masih sangat kurang jauh kedepan, sehingga berpotensi menghadapi situasi yang membuat mereka mudah menyerah ketika visi dengan kenyataan yang terjadi berbeda. 

Salah satu contoh salah kaprah program guru penggerak adalah dimana banyak guru termotivasi mengikuti seleksi guru penggerak agar bisa segera diangkat menjadi kepala sekolah, lalu oleh banyak kondisi yang diluar dugaan membuat tujuan  guru tersebut itu tidak terwujud seperti persoalan selera politik kepala daerah yang akhirnya membuat kebijakan lain, atau persoalan lain yang bisa terjadi daerah. 

Menghadapi kondisi ini membuat sang guru tersebut kecewa dan bisa sampai putus asa, inilah dampak lain dari kesalahpahaman yang terjadi dalam memetakan tujuan dalam program guru penggerak.

Kompetensi diri dalam program guru penggerak lebih banyak membantu diri pendidik untuk lebih baik secara lahir dan bathin dalam memegang peran penting sebagai pemimpin pembelajaran yang sedang menyiapkan generasi bangsa berikutnya agar lebih sesuai dengan karakter Pancasila dan filosofi Ki Hadjar Dewantara. 

Guru mampu berdaya secara mandiri hingga mampu berdayakan orang lain menjadi kunci dalam menjalani kehidupan sehari hari dalam memanusiakan hubungan meski kelak guru telah pensiun, ini jadi poin unggul yang ada di program guru penggerak.

Banyak diantara kita yang biasanya lebih fokus menyiapkan materi atau tabungan  untuk menghadapi masa pensiun, tanpa mempersiapkan kopetensi khusus untuk menghadapi masa pensiun yang pada akhirnya ketika materi yang disiapkan dirasa kurang, maka akan jadi masalah bagi pribadi tersebut, sedangkan dengan kopetensi khusus, maka seberapapun materi yang ada maka pribadi tersebut bisa melewati masa akhirnya dengan baik.

Membangun mindset positif sering seperti menampar pipi sendiri bagi guru didaerah, karena mereka akhirnya sadar bahwa banyak hal yang sudah terjadi atas kehilafan selama ini. 

Karir selalu jadi tujuan utama, itu sah, namun seringnya mereka kejar karir tanpa ingin mempelajari kopetensi untuk memantaskan diri untuk berada diposisi yang dituju. Belajar sepanjang hayat harusnya menjadi prinsip dasar untuk siapapun yang memiliki visi yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun