Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang tumbuh pada jaringan payudara. Penyakit ini menjadi salah satu jenis kanjer yang sering menyerang Perempuan di seluruh dunia. Saat ini kanker payudara menempati peringkat pertama dalam jumlah kasus baru setiap tahunnya di dunia. Bahkan di Indonesia, kanker payudara juha menjadi jumlah kasus kanker terbanyak. Selain itu, kanker payudara juga menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara tentunya sangat mempengaruhi kondisi masyarakat. Hal ini memberikan beban sosial dan ekonomi, khususnya pada perempuan-perempuan baik di Indonesia hingga seluruh dunia.
Deteksi dini sangat penting dan memiliki peran krusial sebagai upaya melawan kanker. Deteksi dini memungkinkan diagnosis dan pengobatan pada tahap awal, saat penyakit masih terbatas pada area payudara dan belum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pada tahap awal, biasanya ukuran tumor masih kecil sehingga lebih mudah untuk diangkat melalui pembedahan atau dengan terapi lain seperti radioterapi. Hal ini tentunya akan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan memperpanjang harapan hidup pasien.
Peningkatan peluang keberhasilan pengobatan tentunya juga akan berkaitan dengan penurunan angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa tingkat keberlangsungan hidup pasien dalam lima tahun yang telah didiagnosis pada tahap awal kanker mencapai 90%. Nilai ini merupakan nilai yang tinggi jika dibandingkan dengan nilai 27% pada pasien yang didiagnosis pada tahap lanjut. Rendahnya tingkat keberlangsungan hidup pada pasien tahap lanjut disebabkan karena kanker sudah menyebar ke organ lain. Deteksi dini juga dapat membantu pasien untuk menghindari menjalani terapi yang agresif dan memiliki risiko efek samping yang tinggi hingga dapat menurunkan kualitas hidup.
Selain faktor keberlangsungan hidup, deteksi dini juga mempengaruhi ekonomi pasien. Biaya pengobatan kanker yang sudah terdeteksi pada tahap awal cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan kanker yang terdeteksi pada tahap lanjut. Pasien dengan kanker tahap lanjut tentunya membutuhkan biaya lebih untuk perawatan yang kompleks dan jangka panjang. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pemeriksaan payudara secara dini dan melakukan konsultasi rutin dengan dokter. Hal ini tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa, namun juga untuk memperkuat sistem kesehatan  masyarakat dalam melawan penyakit.
Teknologi berbasis radioaktif telah menjadi salah satu alat yang telah berkembang secara efektif untuk mengidentifikasi kanker, termasuk kanker payudara. Prinsip utama dari teknologi radiaktif adalah dengan pemanfaatan radioisotop. Radioisotop merupakan zat radioaktif yang dapat memancarkan radiasi, baik secara alami maupun disengaja. Pada teknologi radioaktif, bahan radioaktif akan disuntikan ke dalam tubuh. Keunggulan dari penggunaan radioaktif dalam mendeteksi kanker payudara adalah sifatnya yang non-invasif. Hal ini berarti deteksi payudara dapat dilakukan tanpa tindakan pembedahan atau pengambilan sampel jaringan tubuh untuk melakukan diagnosa. Teknologi ini tentunya membuat proses deteksi menjadi lebih aman, lebih cepat dan lebih nyaman bagi pasien. Teknologi radiografi juga memungkinkan untuk menunjukan visual kanker pada posisi yang susah dijangkau, sehingga memberikan keuntungan yang besar untuk mendiagnosis dan merencanakan pengobatan. Dengan teknolohi radioaktif, dokter sangat terbantu untuk mendeteksi kanker payudara pada tahap awal dan dapat memantau respon kanker terhadap pengobatan yang diberikan. Oleh sebab itu, teknologi berbasis radioaktif merupakan alay yang sangat berperan penting dalam diagnosis kanker karena memberikan peluang untuk pengobaatan yang tepat dan peluang keberlangsungan hidup pasien.
Terdapat beberapa jenis teknologi berbasis radioaktif yang secara khusus digunakan dalam mendeteksi kanker payudara. Salah satu metode yang sering digunakan adalah scintigrafi payudara. Scintigrafi payudara merupakan teknik pencitraan medis yang memanfaatkan radiofarmaka seperti Teknesium-99m (Tc-99m) untuk mendeteksi kanker payudara. Teknologi ini memungkinkan untuk memberikan visualisasi distribusi radiofarmaka dalam jaringan tubuh, seperti tumor kanker. Metode ini dilakukan dengan menyuntikan Tc-99m ke dalam tubuh pasien. Radiofarmaka akan terakumulasi pada area yang memiliki aktivitas seluler tinggi seperti kanker. Setelah beberapa waktu, radiasi yang dipancarkan oleh radiofarmaka Tc-99m dapat ditangkap dengan gamma camera hingga menghasilkan gambar pada area yang terakumulasi zat tersebut. Metode ini memiliki beberapa keunggulan seperti dapat digunakan untuk mendeteksi tumor yang sangat kecil, selain itu metode ini juga dapat mendeteksi tumor pada pasien dengan jaringan payudara padat. Paparan radiasi dari metode ini juga tergolong rendah, sehingga risiko efek sampingnya kecil.
Metode lainnya yang biasa digunakan adalah Positron Emission Tomography (PET). PET merupakan metode pencitraan medis yang menggabungkan Positron Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT). Penggabungan metode ini dilakukan untuk bisa menghasilkan gambaran kanker yang lebih lengkap dan jelas. Umumnya metode ini dilakukan dengan memberikan injeksi Fluorodeoxyglucose (FDG) yang mengandung Fluor-18. Setelah diinjeksi, FDG akan terakumlasi pada area kanker karena sel kanker memiliki metabolisme yang tinggi. Setelah terakumulasi, PET akan digunakan untuk mendeteksi positron yang dipancarkan oleh Fluor-18, sedangkan alat CT akan berfungsi dalam menunjukan gambaran struktual tubuh. Keuntungan dari metode ini adalah memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga cocok untuk mendeteksi kanker payudara yang berada pada tahap awal, terutama untuk pasien dengan jaringan payudara yang padat. Namun, PET memiliki paparan radiasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode scintigrafi. Dengan keuntungannya untuk bisa mendeteksi kanker secara non-invasif dengan akurasi yang tinggi, tentu pasien perlu memperhatikan potensi efek samping yang mungkin timbul, seperti reaksi alergi atau adanya peningkatan risiko radiasi jika proses deteksi dilakukan berulang kali.
Selain kedua metode sebelumnya, terdapat juga metode Sentinal Lymph Node Biopsy (SLNB) yang digunakan untuk menentukan terjadinya penyebaran kanker payudara ke kelenjar getah bening terdekat. Umumnya metode ini memanfaatkan radioisotop sepertti Teknesium-99m untuk menandai kelenjar getah bening sentinel. Metode ini dapat membantu dokter menentukan apakah kanker payudara sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau tidak. Hal ini sangat pentinh untuk menentukan stadium kanker dan pilihan pengobatan yang akan dijalani pasien.
Teknologi berbasis radioaktif memainkan peran krusial dalam mendeteksi kanker payudara pada tahap awal, khususnya untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan perencanaan pengobatan yang akan dilakukan. Metode-metode seperti scintigrafi dan PET memiliki keunggulan dalam mendeteksi kanker jika dibandingkan dengan teknik pencitraan lain seperti mammografi yang memiliki kekurangan dalam mendeteksi kanker pada jaringan payudara yang padat. Hal ini akan memungkinkan dokter untuk bisa memberikan pengobatan yang tepat, seperti menentukan jenis terapi yang efektif dan meminimalkan terapi yang tidak dibuthkan sehingga dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Namun, perlu untuk dipastikan bahwa manfaat dari teknologi berbasis radioaktif ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan Masyarakat. Sangat penting bagi kita untuk bisa mengembangkan inovasi pengurangan biaya dan peningkatan aksesibilitasnya. Oleh sebab itu, dengan adanya kemajuan teknologi dan riset yang mendalam maka diharapkan dapat memberikan Solusi yang lebih efisien dan terjangkau. Aksesibilitas harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat dijangkau oleh lebih banyak individu, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki keterbatasan medis. Dengan begitu teknologi berbasis radiaktif dapat membantu mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara.
Tidak lupa dengan pemerintah yang berperan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara yang sangat krusial untuk bisa mengurangi angka kematian. Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam memberikan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai kanker payudara. Sosialisasi dapat dilakukan dengan melakukan kampanye kesehatan baik melalui media massa, media sosial ataupun pada kegiatan masyarakat secara langsung. Melalui sosialisasi yang diberikan, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan rutin guna mengetahui dan mendeteksi dini kanker payudara. Penting juga bagi masyarakat untuk mengenai gejala gejala awal kanker payudara. Pemberian skrinning dengan biaya rendah juga diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat, khususnya mereka yang memiliki tidak memiliki dukungan finansial. Hal ini memberikan dukungan lebih untuk masyarakat melakukan deteksi dini kanker payudara. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Lembaga kesheatan internasional, atau organisasi dan komunitas medis non pemerintah untuk meningkatkan pelatohan tenaga medis dalam mendeteksi kanker payudara.