Sore itu, setelah pulang dari meeting dengan customer, saya nabrak mobil orang. Iya benar, nabrak mobil orang. Di pertigaan Bintaro entah mengapa, mobil di depan sudah berhenti, tetapi saya tetap saja jalan dan menabrak mobil tersebut. Setelah menyelesaikan masalah dan minta maaf serta mengganti kerugiannya, saya kembali ke mobil dan berpikir, kenapa bisa nabrak yah? Ternyata saya sedang stress, karena sehari sebelumnya ada berita bahwa perusahaan kami akan melakukan pengurangan karyawan sejumlah 27.000 orang. Saya pikir saya tidak stress karena memang program ini harus dilakukan karena ada penggabungan dua unit divisi, tetapi secara tidak sadar saya terkena stress juga.
Kitab Amsal memang tidak secara spesifik menjelaskan tentang stress, tetapi ada ayat yang berkata, ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Saat saya membiarkan hati saya dimasuki oleh kekhawatiran yang akhirnya muncul stress dan terjadi sesuatu kecelakaan di atas.
Di Amsal ada perkataan ini, ”For as he thinketh in his heart, so is he.” Bayangkan perlu satu buah buku untuk menjelaskan bahwa sama seperti apa yang dipikirkan seseorang, demikianlah ia. Bukunya berjudul “A Man Thinketh” karya James Allen.
Kembali ke pokok bahasan kita, apa arti sebenarnya dari stress? Stress adalah respons seseorang terhadap tekanan. Banyak tekanan dalam kehidupan tetapi sumber utama dari stress adalah…. DIRI KITA SENDIRI.
Nah setelah kita tahu sumber stressnya, bagaimana kalau sudah terkena stress, baik secara sadar maupun tidak sadar, dan bagaimana cara mengatasinya?
1. Alex Pattakos dalam bukunya yang berjudul “Prisoners of Our Thoughts: Viktor Frankl’s Principles for Discovering Meaning in Life and Work” menyoroti tentang seseorang yang harusnya mengalami stress paling berat dalam hidupnya. Orang ini bernama Viktor Frankl, tetapi hebatnya, dia berhasil bertahan dalam kamp nazi ini. Ada satu cara yang mudah diterapkan dalam mengatasi stress, yaitu dengan menuliskan sepuluh hal positif dari peristiwa yang terjadi. Setiap pikiran negative akan meningkatkan stress, dan setiap pikiran positif mengurangi stress. Sepuluh pil pikiran positif, so pasti akan sangat membantu mengatasi stress.
2. Mary Richards dalam bukunya “Stress Pocketbook”, menyoroti tentang perasaan atau emosi, saat stress melanda. Emosi ini menjadi semacam alat ukur kadar stress kita. Nah dengan memilih perasaan yang menyenangkan dan membuang perasaan yang tidak menyenangkan, maka emosi kita akan semakin baik.
3. John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul, “Developing the leader within you”, menyatakan bahwa untuk setiap permasalahan hanya diperlukan dua langkah untuk menyelesaikannya: Right Attitude dan Right Action Plan. Dengan sikap yang benar dan rencana tindakan yang tepat, maka segala permasalahan akan bisa diatasi, sehingga stress pun tidak bisa lagi menyerang.
Dari ketiga buku di atas dapat diringkas menjadi satu ayat dalam kitab Amsal, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Jadi untuk mudahnya lakukanlah saran ini, ”Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”
Jadi untuk mengatasi stress, pikirkan dan lakukan yang benar. Semoga hari-hari bahagia datang kembali.
Salam Hikmat, Bijaksana dalam Bertindak,
Ong Budi Setiawan
www.klubamsal.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H