Yayasan Cahaya Guru di Jakarta, Minggu, 8 Oktober 2023.
Siapa sangka, barang bekas yang ada di sekeliling kita seperti kardus, sikat gigi, dan sandal bekas bisa menjadi pameran yang menggugah decak kagum. Begitu kesan puluhan guru yang mengunjungi Museum Macan bersamaNurlela, Guru SDN Rawajati 06 Jakarta menyatakan kekagumannya pada Isabel dan Alfredo, sepasang seniman asal Filipina yang membuat seni dari barang-barang bekas tersebut.
"Pengalaman perjalanan dan migrasi yang dilalui Isabel dan Alfredo mempengaruhi karya-karya mereka terutama pada persoalan lingkungan rumah dan keluarga. Mereka kerap menggunakan material sederhana seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Bagi Alfredo, sama seperti kehidupan, seni juga menjadi kesempatan dan wadah bagi keduanya untuk saling mengerti, memelihara sekaligus menguatkan sebuah hubungan antar sesama manusia." ujar Laila.
Mengajak Siswa Memuliakan Barang Bekas
Kunjungan ke Museum Macan menginspirasi para guru untuk membawa pengetahuan dan pengalaman kunjungan ini ke dalam ruang kelas.Â
Mengajarkan siswa-siswi mereka supaya kreatif mengelola barang bekas dan menjaga kelestarian lingkungan.
Maya Sayuti, Guru SDN Cijantung 05 Jakarta, menuturkan bahwa mengunjungi sebuah museum dapat menjadikan banyak inspirasi tak terduga. Dia menuturkan bahwa mengenalkan seni sejak dini dapat meningkatkan kepekaan pada isu-isu sosial masyarakat.
"Saya beberapa kali mengajak siswa membawa barang bekas ke sekolah. Kunjungan ini menambah gagasan baru bahwa kita bisa menyisipkan narasi kemanusiaan sekaligus lingkungan dari barang-barang bekas tersebut." Simpulnya.
Kesempatan Guru Mengunjungi Pameran Seni
Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru, Muhammad Mukhlisin menyatakan, kunjungan ini sangat berharga untuk para guru. Jarang sekali para guru punya kesempatan seperti ini. Menurutnya, para guru yang hadir menyatakan baru pertama kali melihat pameran seni di Museum Macan.Menurutnya, pameran ini dapat memperluas wawasan keragaman, kemanusiaan dan ide untuk mengajar.
"Di Museum Macan, para guru dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana barang-barang bekas yang sebelumnya dianggap tidak berguna atau sampah dapat diubah menjadi karya seni yang indah dan bermakna. Melalui instalasi seni yang terbuat dari sandal bekas, kertas bekas, pasta gigi, para guru dapat mempelajari sisi-sisi keragaman, dan kemanusiaan."
Dia juga menuturkan bahwa pameran ini merupakan kesempatan langka, beruntung para guru masih bisa belajar dihari terakhir pameran.