Mohon tunggu...
Klinik Akuntansi
Klinik Akuntansi Mohon Tunggu... -

www.klinikakuntansi.com\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nIntegrated Accounting System Consultant\r\nFor Growth and Expand Your Business\r\n\r\nSebagai perusahaan konsultan akuntansi dan bisnis terpercaya Klinik Akuntansi - Pelayan UKM Spesialis Sistem Akuntansi Moderen - sangat responsif terhadap perkembangan dunia usaha kecil-menengah di Indonesia khususnya di Riau-Kepulauan Riau yang saat ini telah menjadi salah satu kota industry terbesar di Indonesia. Dengan niat tulus untuk menjadi salah satu pilar penopang perekonomian umat, Kami berperan aktif dalam memajukan masyarakat dan membantu membangun manajemen akuntansi perusahaan-perusahaan secara jujur, tersistem dan terarah. Sekarang kami hadir di Kompasiana untuk mempermudah Anda memperoleh informasi apapun mengenai implementasi sistem manajemen akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siklus Akuntansi

16 Mei 2014   18:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada yang bertanya berapa biaya yang Anda habiskan untuk ongkos pulang pergi tempat kerja setiap bulannya? Kita bisa saja langsung menjawab tiga ratus lima puluh ribu rupiah atau lima ratus ribu rupiah. Namun apakah jawaban yang kita berikan itu bisa dipercaya? Tentu saja jawaban itu tidak bisa dipercaya sepenuhnya sebelum diberikan alasan-alasan yang mendukung bahwa jawaban itu pasti, akurat dan bisa dipercaya.

Agar bisa demikian tentu kita harus melakukan langkah-langkah berikut:

1.Mengumpulkan data pengeluaran terkait ongkos yang dihabiskan mulai dari awal bulan sampai akhir bulan. Bisa jadi data tersebut dari catatan ataupun tiket bus yang Anda tumpangi;

2.Anda juga harus menganalisa dan mengklasifikasi data tersebut. Jika tiket, tiket mana saja yang Anda pakaikan untuk pulang/pergi bekerja dan berapa jumlahnya.

3.Menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran yang termasuk dalam kategori ongkos pulang pergi tempat kerja; dan

4.Pada akhirnya Anda menjawab pertanyaan tersebut, empat ratus ribu misalnya.

Lalu jika disaat yang berbeda ada yang bertanya kepada Anda “berapa pengeluaran Anda untuk bensin motor minggu ini?” Atau pertanyaan-pertanyaan lain terkait biaya, maka agar bisa memberikan jawaban yang pasti, akurat dan bisa dipercaya maka tentu Anda harus melakukan langkah-langkah seperti diatas. Yang secara sederhana langkah-langkah tersebut meliputi:


  • Langkah-1. Mengumpulkan data transaksi
  • Langkah-2. Menganalisa data transaksi
  • Langkah-3. Memilah dan mengelompokkan transaksi ke dalam akun-akun
  • Langkah-4. Membuat laporan keuangan

Langkah-langkah tersebut selalu berulang dan berulang selama ada kejadian yang sama,yang dalam perusahana akan terus terjadi selama perusahaan tersebut masih beroperasi.

Nah itulah yang disebut dengan “Siklus Akuntansi”. Siklus akuntansi merupakan mekanisme akuntansi paling dasar yang harus betul-betul dipahami sebelum mencoba memahami konsep-konsep akuntansi lainnya. Dalam langkah-langkah diatas, langkah ke 3 dari siklus akuntansi merupakan kegiatan menjurnal. Karena itu maka sebelum menjurnal langkah ke-1 dan ke-2 harus dilakukan terlebih dahulu. Tanpa data yang benar dan pasti, mustahil mampu menghasilkan jurnal yang benar serta akurat. Untuk mewujudkan hasil jurnal yang benar dan akurat maka harus dipastikan keberadaan bukti transaksi, begitupun dengan kejelasan dan kebenaran data. Artinya data-data yang ada tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

Demikian penjelasan singkat mengenai Siklus Akuntansi. Bersama Klinik Akuntansi, Akuntansi itu mudah!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun