Dengan jumlah kalori tidak lebih dari 800 per hari, program diet grapefruit (jeruk Bali) ini menganjurkan anda untuk banyak makan jeruk Bali 'si pembakar lemak' untuk mempercepat metabolisme, minum kopi hitam, beberapa jenis protein, dan roti panggang kering. Dulu, para ahli nutrisi mengelompokkan diet ini sebagai fad diet, dan menjelaskan bahwa kemampuan jeruk Bali untuk membakar lemak itu hanyalah mitos, serta penurunan berat badan yang terjadi adalah akibat dari pengurangan kalori yang sangat ketat sehingga berpotensi untuk menimbulkan efek samping diet. Tapi setelah dua dekade berlalu, mereka sepertinya perlu mempertimbangkan kembali pandangan mereka mengenai kepopuleran grapefruit ini sebagai 'makanan diet,' jika ingin hasil penelitian yang baru-baru ini mereka publikasikan dipercayai oleh orang banyak. Penelitian terakhir, yang dilakukan oleh para peneliti dari Medical Research Centre di Scripps Clinic, San Diego, Amerika, menemukan bahwa dengan menambahkan grapefruit dan jus grapefruit ke dalam menu diet, benar-benar bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Tapi tidak seperti diet ketat yang sempat menjadi trend di tahun 80-an, penurunan berat badan ini akan anda dapatkan tanpa harus mengubah makanan yang biasa anda makan. Bahkan Dr Fujioka, pemimpin penelitian tersebut tampaknya juga terkejut dengan hasil penelitiannya dan mengatakan....
"Selama bertahun-tahun, orang-orang membicarakan tentang diet grapefruit. Sekarang, kami sudah mempunyai data bahwa ternyata grapefruit benar-benar bisa membantu menurunkan berat badan. Para partisipan penelitian kami mempertahankan pola makan mereka seperti biasa dan hanya sedikit meningkatkan olahraga. Satu-satunya menu yang diubah hanyalah Florida grapefruit dan grapefruit juice."
Penelitian ini melibatkan 100 orang yang mengalami obesitas dan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama makan setengah grapefruit setiap kali sebelum makan, tiga kali sehari. Kelompok kedua minum jus grapefruit setiap kali sebelum makan. Dan kelompok ketiga sama sekali tidak makan grapefruit. Tidak ada hal lain yang diubah mengenai kebiasaan makan dari para peserta. Setelah 12 minggu, para peserta yang makan grapefruit setiap kali hendak makan, berhasil menurunkan berat badannya rata-rata sebanyak 3,6 lbs, atau hanya sepertiga pound per minggu. Tapi jumlah itu sudah cukup bagus mengingat mereka tidak mengubah kebiasaan makan. Sementara itu, mereka yang minum jus grapefruit tiga kali sehari, rata-rata berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 3,3 dalam 12 minggu. Sedangkan para peserta yang tidak makan grapefruit, rata-rata cuma bisa menurunkan beratnya sebanyak 0,5 lbs. Tapi menurunkan berat badan bukan satu-satunya manfaat kesehatan yang bisa di dapat dari mengkonsumsi grapefruit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grapefruit juga bisa membantu menurunkan level insulin, yaitu hormon yang mengatur kadar gula dalam darah dan metabolisme lemak, yang mungkin bisa membantu untuk mengurangi resiko terkena diabetes atau stroke. Apa teorinya? Para peneliti percaya bahwa grapefruit mengandung senyawa unik yang bisa menurunkan kadar insulin, yang nantinya akan memicu penurunan berat badan. Hubungan antara peningkatan kadar insulin dan obesitas itu rumit dan pelik. Yang pertama, kadar insulin yang tinggi mungkin mengindikasikan bahwa gula tidak bisa diubah menjadi energi dengan efesien, sehingga memperbesar kemungkinan untuk diubah menjadi lemak. Yang kedua, kadar insulin yang tinggi mungkin bisa membuat orang merasa lapar, sehingga mereka makan lebih banyak. Yang terakhir, kadar insulin yang tinggi mencegah tubuh untuk membakar lemak. Dan jika semuanya kita gabungkan, maka kita bisa melihat dengan jelas alasan kenapa penurunan kadar insulin mungkin bisa menyebabkan penurunan berat badan. Namun sayang, senyawa apa sebenarnya yang dimiliki oleh grapefruit sehingga bisa menurunkan kadar insulin masih belum diketahui dengan jelas. Apa yang dikatakan oleh para ahli? Kehati-hatian perlu dilakukan saat memaknai hasil penelitian ini. Sebab, penelitian jenis ini adalah yang pertama kali dilakukan dan bahkan para peneliti sekalipun percaya bahwa penelitian ini masih perlu dikembangkan sebelum rekomendasi mengenai jumlah asupan grapefruit bisa dibuat. Saat membicarakan tentang mengurangi resiko diabetes, para ahli juga percaya bahwa sebaiknya kita berhati-hati, sebelum merekomendasikan grapefruit dalam jumlah yang besar. Ketika berbicara di Chemistry & Industry Journal yang mempublikasikan peneltian ini, Emma Bunn, seorang pakar diabetes dari Diabetes UK mengatakan...
'Jika grapefruit bisa menurunkan kadar insulin secara significant, ini berarti berpotensi untuk menjadi sebuah penemuan yang menggembirakan. Kami akan mengikuti setiap perkembangan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah grapefruit benar-benar bisa memberikan manfaat.'
Para ahli nutrisi juga setuju bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan sebelum kita terburu-buru untuk menstock grapefruit. Sebagian besar kalangan cenderung untuk setuju dengan para ahli nutrisi di tahun 80-an dan mengatakan bahwa sepertinya grapefruit tidaklah banyak membantu untuk menurunkan berat badan jika tidak diiringi dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Penurunan berat badan tersebut kemungkinan besar hanyalah karena para peserta sedang mengambil bagian dari penelitian sehingga mereka lebih memperhatikan asupan makanan dan kebiasaan berolahraga. Kesimpulan Ini adalah sebuah penelitian yang menarik. Meski hasilnya masih belum bisa disimpulkan secara pasti, namun satu hal yang harus kita ingat bahwa dengan banyak memakan grapefruit tidak akan berdampak buruk terhadap kesehatan dan pasti akan memberikan kontribusi yang besar terhadap diet yang sehat. Sangat penting bagi kita untuk memakan lima porsi buah dan sayuran yang bervariasi setiap hari, agar kesehatan dan kelangsingan tubuh tetap terjaga, ditambah setengah atau segelas jus grapefruit yang bisa menjadi pengganti salah satu dari lima porsi ini. Jika anda menyukai grapefruit, tentunya tidak akan berbahaya jika anda memakannya secara teratur, tapi pastikan bahwa anda tetap menyertakan buah dan sayurang lain ke dalam menu diet anda. Itu tidak berarti bahwa kami menganjurkan anda untuk mengikuti cara diet grapefuit tahun 80-an yang terlalu rendah kalori, sangat ketat, dan tidak seimbang, serta terlalu membosankan. Sudah dua puluh tahun lebih para ahli nutrisi mengajari kita bahwa makan makanan yang bervariasi itu adalah cara terbaik menurunkan berat badan. Seperti biasa, jika anda ingin menurunkan berat badan dengan cara yang aman dan mempertahankan kelangsingan tubuh anda, sebaiknya anda jangan mengkonsumsi kalori kurang dari 1.100 per hari, atau menjalani program diet yang ketat dan tidak seimbang. Peringatan! Jus Grapefruit bisa berinteraksi dengan obat Meski hasil penelitian ini mungkin membuat anda tergoda untuk makan grapefruit sebanyak-banyaknya, namun jika anda sedang menjalani pengobatan sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter anda. Ini karena berbagai hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jus grapefruit bisa berinteraksi dengan sejumlah obat-obatan, yang berpotensi untuk memberikan efek samping yang serius. Grapefruit bekerja dengan cara menghambat enzym yang bertugas mencerna dan menyerap obat-obatan di dalam usus. Saat aksi dari enzym ini terhalang, maka obat-obatan ini akan menumpuk di dalam darah, sehingga bisa mengarah pada potensi untuk menimbulkan efek samping berupa keracunan. Para peneliti mengatakan bahwa senyawa flavonoids dan/atau furanocoumarin adalah zat-zat yang terdapat di dalam jus grapefruit, yang bisa menghambat enzym di dalam usus. Banyak jenis obat yang tampaknya terpengaruh oleh jus grapefruit, sehingga jika anda sedang menjalani pengobatan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Selain itu, grapefruit utuh juga mungkin bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Jadi, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter sebelum memakan grapefruit dalam jumlah yang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H