Mohon tunggu...
Ramadhan
Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - de omnibus dubitandum

sekelumitpandang.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Jurnalisme "The Pelican Brief" dan "All President's Men"

28 Oktober 2019   12:41 Diperbarui: 28 Oktober 2019   13:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa artinya film tanpa dengan balutannya yang menggelorakan hasrat dan memberikan gambaran nyata dalam kerja-kerja produktif masyarakat di realitas. Terlebih gambarannya yang membawakan narasi mengenai relasi masyarakat sipil, politik, otoritas dan mungkin adalah duty. Kedua buah film di dalam judul "Pelican Brief" dan "All President Men" merupakan favorit kebanyakan jurnalis karena menggambarkan sebuah kepelikan dalam menangani suatu kasus. Dengan latar yang hampir mirip yaitu tokoh utama adalah dua orang yang sedang mengejar kebenaran.

Bisa dikatakan apabila tulisan ini merupakan review juga gambaran isi dalam film. Yang menurut pribadi penulis terdapat sebuah usaha memapatkan pengetahuan konkret masyarakat tentang apa itu artinya demokrasi. 

Bukankah demokrasi yang sehat di era sekarang ini adalah ketika masayrakat sipil pun dapat mengunggah dan menolak hal-hal yang telah diajukan oleh penguasa. Entah dengan asalan karena memang tidak memiiki signifikansi di amsayrakat secara langsung atau malah terdapat praktik kotor di dalamnya.

Di dalam "All President Men" diceritakan apabila dua wartawan muda yang sedang haus=hausnya akan kehidupan mencoba menggebrak kekuatan terbesar di Amerika Serikat yaitu sang presiden itu sendiri. Film ini berdasarkan dari kisah nyata angsung dimana memang telah terjadi skandal besar di dalam pemerintahan Amerika. 

Diketahui terdapat usaha penyadapan yang dilakukan pihak pemerintahan yang masih berkuasa ke oposisinya. Dan ini dilaksanakan untuk menarik informasi dan serta demi memenangkan pemilu ke depannya. Dan dalam film ini diuraikanlah lewat penceritaan dua sipil berbahaya bagi pemerintahan yang mencari-cari informasi dari berbagai sumber atau "whistleblower".

Karena sebuah keburukan pun meskipun berada di dalam sebuah mesin parpol tetap saja hal itu kadang tidak di tolerir oleh individu yang berada di dalamnya. 

Dan dari sanalah indra kedua jurnalis ini harus ditajamkan demi meraih jenis informasi apapun seperti suara yang ragu-ragu dan gelisah atau raut muka yang tiba-tiba berubah ketika disodorkan pertanyaan. Kerja jurnalis di lapangan sangat-sangat di gambarkan dan oleh karena itu film ini memberikan juga pengetahuan mengenai kerja mencari informasi di lapangan.

All president Men tokoh utamanya adalah dua orang laki-laki maka Pelican Brief mengisahkan satu laki-laki dan seorang perempuan. Yang laki-laki memang seorang jurnalis sedangkan yang perempuan adalah mahasiswi hukum. Dan seperti melihat ke depan, Pelican Brief nampaknya memperlihatkan kemunculan citizen journalism yang bahkan pemerhati yang bukan dari kalangan jurnalispun bisa memberikan tanggapan atau interpretasi sendiri atas suatu peristiwa. 

Mahisiswi hukum tersebut memberikan interpretasi sendiri terhadap bkematian dua anggota senate lewat pencarian data sendirinya di perpustakaan mengenai kasus-kasusu masa lalu maupun pendapat yang dua orang tersebut yang saling bersinggungan. Dan hal itu ternyata di cium banuya oleh pemerintah dan juga pelak pembunuhan, kehidupannyapun berubah menjadi penuh aksi kejar-kejaran sebelum dia kemudian meminta bantuan ke jurnalis terkenal dalam hal ini adalah yang laki-laki tersebut. Berdua mereka melakukan pencarian terhadap informasi yang ada.

All president Men merupakan adaptasi dari kisah asli, sedangkan Pelican Brief berasal dari novel yang dibuat oleh John Grisham. Akan tetapi sesuai pemikiran Hegel bahwa penciptaan sebuah akrya maupun seni dalam isinya merupakan hasil sebuah interpretasi dari relaitas. 

Kedua film tersebut dibuat tahun 90an dimana memang demokrasi di Amerika sana sangat sedang naik-naiknya. Berbagai gerakan kebebsasan dan lingkungan diupayakanm, dan juga  hak-hak ras mnoritas. Terlebih lagi di waktu-waktu sebelumnya terdapat kasusu Watergate dimana kekuatan politik sang Presiden sendiri yang melakukan skandal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun