Mohon tunggu...
klementius silalahi
klementius silalahi Mohon Tunggu... -

Lihat-lihat dan baca-baca.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Brigjen Boy Tak Lagi Tersenyum

8 Agustus 2012   07:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05 2995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengenal Brigjen Polisi Boy Rafli Amar sebagai seorang perwira polisi yang mudah senyum dan ramah.Sangat humanis dan jauh dari tampang tak bersahabat polisi kebanyakan. Saya katakan kenal tentu lewat media saja. Tidak secara personal. “Anda siapa, anda ini dari mana?” hardik brigjen boy tadi malam di acara ILC tv one mengagetkan saya . bukan ditujukan ke saya, karna saya di rumah, menonton.

Sejak acara dimulai, brigjen boy sering disorot kamera. Beliau terlihat serius menulis sesuatu. Jauh dari kesan santai seperti biasanya. Guyonan sudjiwotejo ketika mewayang pun tak terlalu dihiraukan. Hanya pada sesi kedua godaan sudjiwotedjo ditanggapi dengan senyum sedikit.

Tentu saja, perubahan pembawaan brigjen boy ini menimbulkan tanda tanya. Dari berbagai acara yang menampilkan beliau sebagai narasumber, jarang terlihat ketegangan dan emosi. Sepertinya, kasus simulator ini memang benar-benar mengganggu harga diri korps polri.

Pasca cicak vs buaya yang melibatkan Komjen susno sebagai kabareskrim ketika itu, polri memang tak pernah belajar. Semua permasalahan yang menyudutkan dengan cepat ditanggapi difensif. Pun misalnya anggotanya terbukti lalai, akan dibungkus dengan pernyataan ambigu. Antara benar dan salah. Antara mengakui dan tidak. Ini (maaf) memuakkan.

Mengapa KPK begitu disanjung, sementara polri tidak? Jawabnya karna beda sikap dan kesan. KPK itu sikapnya rendah hati, terkesan seperti rakyat kebanyakan, sering diributi oleh pejabat: dpr dan polri, tapi tak serta merta bersikap difensif. Terkesan teraniaya. Juga pasrah. Tentu tak mengesampingkan berita media tentang prestasi mereka menjerat koruptor.

Kalau polri mau dicintai, disanjung, harusnya saat ini adalah momen terbaik. Jend timur pradopo sebagai kapolri harus pintar memanfaatkan momentum. Mengumpulkan perwira di PTIK saja tak cukup. Beliau sendiri yang harus mengeluarkan pernyataan: Saya serahkan secara TOTAL kasus korlantas ini ke KPK! Silahkan diusut secara tuntas! Jangan pandang bulu, jendral atau bintara silahkan dilibas!

Memang (mungkin) harus berkorban besar. Banyak yang terseret. Namun saya jamin, seluruh rakyat akan bersorak gembira. Bahagia. Bangga dengan kapolri. Dan brigjen boy pun bisa tersenyum kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun