Mohon tunggu...
klementius silalahi
klementius silalahi Mohon Tunggu... -

Lihat-lihat dan baca-baca.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenapa Pakai Avatar Munir?

5 September 2012   08:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:53 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1346832662317630768

Orang tahu Munir dengan Kontras-nya. Bagi saya, hanya sedikit yang mengganjal dari kiprahnya, yaitu ketika beliau memutuskan ikut mendukung Amin Rais sebagai calon presiden. Terlalu kecil seorang Amin Rais mendapatkan dukungan dari aktivis seperti Munir, begitu anggapan saya ketika itu.

Selebihnya, dari berbagai testimoni orang yang mengenal almarhum, kita segera tahu bahwa Munir adalah sosok ‘nekad’ tak kenal takut. Pejuang HAM terdepan semasa hidup. Ada berapa orangkah yang kemudian muncul dengan keberanian serupa, setelah Munir meninggal? Tidak banyak. Mungkinkah tujuan pembunuhan Munir telah tercapai: mengirimkan pesan menakuti para aktivis?

Tujuh September delapan tahun yang lalu Munir dibunuh. Presiden SBY pun ketika itu ikut serta menumpang pamor dengan berbicara khusus mengenai kematian Munir. SBY berpesan untuk menuntaskan kasus kematian Munir lalu membuat tim pencari fakta. Laporan telah dibuat, lalu tindak lanjut adalah NIHIL.

Hasil proses hukum hanya menempatkan Pollycarpus sebagai pembunuh. Akal sehat seperti (maaf) diberaki. Apa pula tujuan Pollycarpus membunuh Munir kalau tanpa pesanan? Lalu puaskah kita dan membiarkan begitu saja bangsa ini diatur seenak dengkul para penguasa. Bayangkan anda atau saudara anda diculik, dipenjara, atau malah dibunuh seperti Munir, hanya karna anda ingin menjalankan hak-hak dasar anda sebagai manusia?

Di twitter muncul ide membuat 2 juta avatar Munir oleh Dandhy D Laksono (@Dandhy_Laksono). Tujuannya untuk mengingatkan bangsa ini akan kematian Munir, akan jahanamnya penguasa, akan barbarnya operasi intelejen. Menurut saya, ini lebih dari sekedar mengingat Munir, lebih kepada pesan buat kita semua-bangsa Indonesia: kapanpun dan dimanapun, kita bisa saja dibunuh seperti Munir. Maka, mari kita takut untuk berpendapat, takut mengkritik penguasa yang korup, takut untuk memperjuangkan hak-hak dasar kita sebagai manusia. Marilah kita semua takut dibunuh seperti Munir!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun